Liputan6.com, Jakarta Profesi di bidang kedokteran sudah menjadi cita-cita dokter cantik, Karin Wiradarma, sejak kecil. Meski ia juga mengambil jurusan ini karena dorongan orangtua, tapi Karin merasa bangga dan senang telah berhasil meraih keinginannya.
Karin yang berlatar belakang dari keluarga dokter ini kini aktif praktik sebagai dokter umum di kawasan Kelapa Gading.
Advertisement
Selain bercita-cita sebagai dokter, wanita berambut panjang ini mengaku tertarik untuk menjadi ahli kimia—atau hal-hal yang berbau kimia dan biologi.
“Cuma karena orangtua aku dokter ya aku ikut mami papi,” katanya saat ditemui Health-Liputan6.com, pekan lalu, ditulis Rabu (12/4/2017).
Sejak lulus kuliah kedokteran dari Universitas Indonesia, tujuh tahun lalu, Karin belum mengambil spesialisasi untuk menggeluti lebih dalam profesinya. Kedua orangtuanya berharap, Karin bisa menjadi salah satu antara dokter anak atau dokter obgyn.
Namun wanita bertubuh sintal ternyata memiliki pendirian sendiri. Ia ingin menjadi dokter spesialis gizi. Alasannya, selain karena hobi masak, ilmu gizi akan lebih bermanfaat.
“Peran gizi semakin ke sini semakin besar, orang-orang makin concern dengan gizi juga makanan clean eating dan diet. Aku ngeliatnya ke sana sih,” imbuhnya.
Pecinta makanan Jepang ini juga ingin mengembangkan ilmunya di bidang gizi dengan membuka usaha katering yang menjual makanan sehat. Ia juga berencana untuk membuat chanel video terkait makanan sehat.
“Kalau ambil gizi ini juga maunya enggak mutlak di rumah sakit. Aku justru kepikiran bikin video bagaimana cara mengolah makanan atau masak makanan yang bergizi. Makanannya juga simpel, enggak ribet dan sehat kayak gitu,” kata dokter yang juga mengajar mahasiswa/i di Kelapa Gading ini.
Pengalaman koas
Pengalaman koas
Bicara soal pengalaman menjadi dokter selama hampir tujuh tahun ini, Karin mengatakan ada pengalaman berharga saat menjalani koas.
"Biasanya, tiap dokter mendapatkan pengalaman berharga dan berkesan saat menjalankan program Pegawai Tidak Tetap (PTT Kedokteran). Tapi aku lebih banyak mengalami hal berkesan di dalam rumah sakit karena PTT Kedokteran di tahun ia kuliah tidak diwajibkan," ujarnya.
Meski tak mendapatkan pengalaman di PTT, jangan meragukan keahlian dokter Karin. Ia pernah menangani 30 pasien melahirkan dalam waktu satu malam. Momen itu terjadi saat Karin menjadi dokter koas di daerah Tangerang, 2009 silam.
"Itu di Tangerang aja ya yang deket sama Jakarta, aku bisa dapet 30 pasien semaleman," katanya bersemangat.
Karin juga ingat betul, para ibu yang melahirkan kala itu bukanlah wanita yang baru menikah atau wanita usia produktif lagi, tapi mereka yang sudah memiliki lebih dari dua anak.
"Usia ibunya ada yang 35-an dan bukan ibu yang baru melahirkan pertama kali, tapi ibu-ibu yang sudah pernah melahirkan tujuh anak, lho," ucapnya.
Selama menjadi dokter koas, Karin tidak hanya belajar dan praktik di satu rumah sakit saja. Beberapa rumah sakit seperti Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), RS Persahabatan, dan beberapa RS di daerah Tangerang memberikan banyak ilmu dan kesan untuknya.
Ia juga ingat pengalaman menyeramkan saat menjadi dokter Koas di bagian forensik. Kejadian itu sekitar tujuh tahun lalu, Karin harus melakukan pembedahan mayat wanita yang sudah membusuk tiga hari.
Usut punya usut, wanita yang meninggal nahas itu adalah seorang model cantik yang dibunuh oleh makeup artistnya sendiri. "(Mayat) Itu bau banget, aku jadi mikir di situ secakep apapun orang ya kalau mati gitu-gitu juga," katanya sambil mengerutkan dahi.
Namun, jangan kira prosesnya mulus-mulus saja. Wanita kelahiran 1987 ini ini kerap merasakan mual dahsyat saat memegang mayat ketika sedang menstruasi. "Aku mual banget rasanya, ingin pingsan kalau pegang mayat pas lagi dapet (haid), tapi kalau nggak dapet ya makan-makan aja,” ujarnya tertawa.
Advertisement
Disindir pasien
Disindir pasien
Melihat parasnya yang cantik dan muda, tak sedikit pasien ternyata meragukan kemampuan Karin. Saat praktik di rumah sakit Sunter misalnya, ia kerap dinilai tidak berkompeten.
“Pertama kali aku jadi dokter disangka suster, disangka mahasiswa, kata pasien ‘Kamu lagi praktik ya? Kamu lagi belajar ya?’ Sampai aku udah senior aja masih disangka suster, kan bete,” katanya sambil tertawa.
Meski begitu, Karin mengakui jika pengalamannya sebagai dokter tak boleh diragukan. “Pengalaman itu enggak bisa bohong sih. Yang muda juga belum tentu enggak update ilmu,” ujar Karin.
Di tengah padatnya pekerjaan Karin, ia mengaku masih menyempatkan diri untuk menjalani hobi travelling. Baginya, mengunjungi beberapa wilayah di luar Indonesia merupakan kesempatan untuk membuka wawasan.
Pasien cerdas
Pasien harus cerdas
Tujuh tahun bukan waktu sebentar bagi wanita berambut sebahu ini untuk semakin memperdalam isu kesehatan yang berkembang. Belum lagi kebiasaan masyarakat Indonesia, yang belum sadar dengan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
"Orang itu kalau sakit baru ke dokter. Cuma sedikit yang aware untuk checkup," katanya.
Bahkan di era yang serba digital ini, ia sering kali melihat pasien yang terlalu cepat menanggapi isu dan informasi kesehatan yang salah.
"Kita mesti jadi konsumen yang pintar, karena meskipun info bisa banyak banget bisa diraih tapi belum tenttu benar. Kita harus cari dari sumber terpecaya, dari situ saja informasi belum tentu bisa diolah dengan baik kalau enggak punya kemampuan medis yang cukup," ucapnya tegas.
Sebagai dokter yang tergolong muda dan peduli dengan gaya hidup, Karin mengaku akan terus mengedukasi masyarakat dengan edukasi preventif (pencegahan).
"Karena selama ini saya lihat penyakit itu dari gaya hidup sih. Stres, kurang olahraga, begadang, kebanyakan merokok dan minum alkohol itu kan sebenernya bisa dicegah," Karin menuntaskan.
BIODATA
Nama : Karin Wiradarma
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 19 Mei 1987
Email : karin@klikdokter.com
Pengalaman Bekerja
Rumah Sakit Satya Negara, dokter umum bangsal dan IGD
Oktober 2010-Juli 2013 dan Agustus 2014-Februari 2015
Maret 2015-sekarang
Rumah Sakit Husada, asisten dokter spesialis kulit dan kelamin
Februari 2012-sekarang
PADI lembaga bimbingan UKDI, pengajar
Juni 2013-sekarang
KlikDokter.com, medical editor, E-consultation coordinator, & sponsored articles coordinator
Februari 2015-sekarang
Advertisement