Liputan6.com, Jakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Irjen Kemendikbud) Daryanto menilai hari pertama ujian nasional (UN) Sekolah Menengah Atas (SMA) berjalan lancar.
"Alhamdulilah semua berjalan lancar dan baik," ujar Daryanto di Kantor Kemendikbud Jakarta, Senin (10/4/2017).
Advertisement
Dia menjelaskan, tahun ini sebanyak 1.145.341 siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan 666.878 siswa yang mengikuti Ujian Nasional berbasis Kertas dan Pensil (UNKP).
"Tahun ini, sebanyak 1,8 juta peserta UN SMA/MA dengan 20.553 satuan pendidikan penyelenggara UN SMA/MA. Lalu, ada 47,01 persen sekolah yang UNBK dan 52,99 persen sekolah UNKP dimana 3 provinsi yaitu Bangka Belitung, Yogyakarta, dan DKI Jakarta 100 persen melaksanakan UNBK," papar dia.
Walau lancar, Daryanto mengaku Kemendikbud menerima beberapa laporan pengaduan. Pihaknya, menerima sekitar 17 laporan pengaduan terkait teknis maupun gangguan pelaksanaan UN.
"Ada 17 laporan pengaduan yang telah kita terima hari ini. Beberapa di antaranya seputar isu kebocoran soal dan kunci jawaban, selebihnya terkait teknis," jelas Daryanto.
Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Kiki Yuliati menuturkan, untuk isu kebocoran soal dan kunci jawaban, pihak Kemendikbud memastikan tidak terjadinya kecurangan tersebut karena pelaksanaan UNBK sudah berbasis sistem sehingga keamanan pun dijamin.
"Untuk isu kebocoran soal atau kunci jawaban kita cek lagi. Namun yang bisa kita sampaikan, soal ujian baru bisa di akses atau di-download 30 menit sebelum pelaksanaan ujian. Jadi kalau ada yang coba akses sebelumnya tidak bisa," ucap Kiki.
Sedangkan untuk masalah teknis seperti listrik, lanjut dia, di beberapa tempat sudah bisa diatasi apabila ada mati mendadak dengan menyediakan genset. Hal ini juga menurut Kiki karena Kemendikbud sudah kerja sama dan perjanjian dengan PLN.
"PLN meminjamkan mobil genset karena mereka tidak berani menjamin jika listrik mati mendadak. Ketika mati lampu nampaknya di luar kendali PLN," pungkas Kiki.