Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku prihatin dengan adanya aksi penyanderaan ibu dan anaknya di dalam sebuah angkot di kawasan Buaran, Jakarta Timur.
Menurut Sandiaga, belajar dari kasus tersebut, pengusaha angkutan umum sudah semestinya melengkapi armadanya dengan sistem tombol peringatan dini.
Advertisement
"Jadi saya selalu di awal-awal, ingin mendorong adanya sistem pengaman di sebuah kendaraan. Sama kayak Transjakarta yang dilengkapi Hot Button," tutur Sandiaga di Midplaza Hotel I, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin, 10 April 2017.
Sandiaga mengatakan, masyarakat--khususnya wanita dan anak-anak--memang rentan menjadi sasaran tindak kriminal. Mereka harus menjadi prioritas utama dalam hal keamanan di transportasi umum.
"Tentunya itu musibah ya. Tapi kami yakin ada kelompok-kelompok rentan seperti perempuan dan anak yang kita harus lindungi melalui transportasi massal kita," ujar Sandiaga.
Sementara itu, Kepada Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansah mengatakan, ke depan pihaknya akan meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam angkot.
Namun begitu, dia menyatakan, Pemprov DKI akan terus menjalankan integrasi angkot dengan Transjakarta, sehingga hal itu dapat memperluas jaringan transportasi.
"Intinya ke depan, seluruh angkot akan kami integrasikan dengan Transjakarta seperti yang sudah kita uji cobakan, terhitung 3 April 2017 dengan KWK 10 trayek," jelas Andri.
Sebelumnya, Kapolsek Duren Sawit Kompol Yudho Huntoro mengatakan, penodongan yang berakhir penyanderaan di angkot terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Penodong bernama Hermawan yang semula telah berada di dalam angkot menodongkan pisau kepada tiga penumpang yang baru naik.