Liputan6.com, Jakarta - Pelantikan guru besar hukum tata negara Universitas Andalas (Unand) Padang, Saldi Isra sebagai hakim Mahkamah Konsitusi (MK) akan berlangsung hari ini. Presiden Joko Widodo atau Jokowi dijadwalkan memimpin langsung pelantikan Saldi Isra.
"Menurut rencana besok (Selasa, 11/4/2017), (Saldi Isra) dilantik," kata Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi saat dikonfirmasi, Senin 10 April 2017.
Advertisement
Sebelumnya, panitia seleksi (pansel) hakim MK menyerahkan tiga nama ke Presiden Jokowi. Satu dari tiga nama itu adalah Saldi Isra, yang akan menggantikan Patrialis Akbar.
Wakil Ketua Pansel MK yang juga Komisioner Komisi Yudisial Sukma Violetta mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang memilih Saldi Isra.
"Pansel bersyukur bahwa Presiden menghargai usulan Pansel. Sesuai dengan peringkat calon yang diajukan," kata Sukma kepada Liputan6.com, Sabtu, 8 April 2017.
Dalam penilaian Pansel MK, ia mengungkapkan, Saldi berada di posisi pertama. "(Saldi Isra) itu peringkat satu," ungkap dia.
Baisanya dalam proses seleksi, Sukma mengaku, seringkali masyarakat melihat Pansel sudah menentukan peringkat. Namun, terkadang hal tersebut tidak menjadi patokan. Berbeda halnya saat Presiden Jokowi menentukan Saldi Isra.
"Pada pada proses seleksi pejabat publik sudah mengajukan hasil seleksi beserta peringkatnya. Akan tetapi dalam proses berikutnya peringkat ini tidak dihargai," ujar Sukma.
Alasan Saldi Isra
Ketua Panitia Seleksi Calon Anggota Hakim Mahkamah Konstitusi Harjono membeberkan alasan hingga mengerucut pada nama Saldi Isra. Pertama, Saldi adalah sosok yang aktif dalam dunia hukum. Apalagi, Saldi tercatat sebagai pansel penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Jika merujuk pada riwayat pemberantasan korupsi, aspek inilah yang menonjolkan nama Saldi Isra ketimbang dua calon lainnya.
"Waktu memilih hakim baru ini kan dikarenakan persoalan Patrialis tertangkap KPK, masalah integritas. Makanya itu menjadi pertimbangan agar tidak terjadi lagi. Tapi itu bukan satu-satunya pertimbangan," ujar Harjono ketika dihubungi Liputan6.com, di Jakarta, Sabtu, 8 April 2017.
Belum lagi, Saldi merupakan satu-satunya calon yang memiliki nilai paling tinggi. "Pansel satu per satu beri nilai. Setelah itu, keluarlah nilai bersama yang mencakup aspek integritas, penguasaan undang-undang dasar, independensi, kesehatan. Itu ada tesnya semua. Dikombinasikan jadi satu keluarlah nilai di atas (nilai bersama). Pak Saldi memang berada di atas peringkatnya. Jumlah nilainya paling atas," beber dia.
Karena itu, Harjono berharap, Saldi dapat menjaga integritas dan mengembalikan kepercayaan publik atas Mahkamah Konstitusi. Terlebih, saat ini muncul keprihatinan publik kepada MK yang dilanda kasus korupsi oleh hakim-hakimnya.
Pertama, kepercayaan publik ke MK berkurang karena ulah Akil Mochtar yang menerima suap terkait perkara yang ditanganinya. Kedua, MK digempur dengan dugaan suap Patrialis Akbar.
"Dulu ada harapan jangan lagi ada kasus setelah Akil Mochtar, eh Patrialis ditangkap, terakhir masalah dokumen hilang. Berharapnya, dia (Saldi Isra) bisa mengembalikan nama baik Mahkamah Konstitusi. Paling tidak, dia memberi warna baru agar tidak terjadi lagi kasus seperti yang lalu," tutup Harjono.
Advertisement