Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menegaskan akan mempertahankan diri dengan 'kekuatan bersenjata penuh'. Pernyataan ini merupakan respons dalam menghadapi penyebaran pasukan penyerang Angkatan Laut Amerika Serikat di Semenanjung Korea.
Kementerian Luar Negeri Korut seperti yang dikutip KCNA mengatakan, penyebaran pasukan AS menunjukkan 'pergerakan sembrono untuk menyerang' dan telah 'mencapai fase yang serius'. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa, (11/4/2017).
Komando Pasifik AS sebelumnya menyampaikan, pihaknya bertujuan untuk menjaga kesiagaan di wilayah Semenanjung Korea. Sementara itu Presiden Donald Trump juga telah menyatakan, AS bersiap untuk bertindak seorang diri dalam menghadapi ancaman nuklir Korut.
Baca Juga
Advertisement
Armada kapal induk AS, USS Carl Vinson, beberapa saat lalu telah dialihkan dari Singapura menuju ke Pasifik barat. Sebelumnya, kawasan tersebut menjadi medan latihan tempur AS dan Korea Selatan.
"Kami akan pastikan AS sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang disebabkan oleh tindakan keterlaluan," sebut Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip KCNA.
"Korut siap untuk bereaksi terhadap berbagai mode perang yang diinginkan AS," imbuh pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan yang sama pula disebutkan, penyebaran armada AL AS menunjukkan Korut memiliki hak untuk mengembangkan kapabilitas senjata nuklir. Itu ditujukan untuk pertahanan diri atau melakukan serangan pendahuluan.
Negeri pimpinan Kim Jong-un tersebut telah beberapa kali melakukan uji coba nuklir. Para ahli memprediksi akan ada lebih banyak lagi uji coba untuk mengembangkan hulu ledak nuklir yang disebut-sebut dapat menjangkau AS.
Ada indikasi, Korut akan menguji rudal antarbenua meski resolusi PBB melarang uji coba tersebut. Namun Pyongyang berdalih, keinginan itu diprovokasi oleh latihan militer AS dan Korsel yang mereka sikapi sebagai persiapan untuk invasi.