Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) menambah pasokan listrik di Lombok sebesar 50 Mega watt ( MW). Tambahan baru tersebut berasal dari Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) Lombok Timur yang berlokasi di Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
General Manager PLN Wilayah NTB Mukhtar mengatakan, dengan beroperasinya PLTU Lombok Timur, daya mampu kelistrikan wilayah ini meningkat dari 243 MW menjadi 293 MW.
Dengan kebutuhan listrik saat beban puncak sebesar 222 MW, sistem kelistrikan Lombok saat ini memiliki kelebihan daya sebesar 71 MW.
Baca Juga
Advertisement
"Dengan masuknya 50 MW saat ini kelistrikan Lombok memiliki cadangan daya sebesar 71 MW. Masuknya aliran listrik ditandai dengan penandatanganan operasi komersial (Commercial Operation Date/COD) PLN bersama PT Lombok Energy Dinamics selaku pengembang," kata Mukhtar, di Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Menurut Mukhtar, meningkatnya cadangan daya tersebut, tentu akan membuat listrik NTB semakin kuat dan PLN siap untuk mencukupi permintaan pelanggan baru. Dengan begitu, diharapkan bisa meningkatkan pemerataan kelistrikan (rasio elektrifikasi) di Lombok.
Pada 2016, rasio elektrifikasi (RE) di NTB telah mencapai 77,68 persen dari target 75,90 persen. Pada 2017, RE NTB ditargetkan mencapai 80,01 persen. Sementara hingga bulan Februari, RE NTB telah tercatat mencapai 78,64 persen.
“Kami optimis target tersebut tercapai. Kami berusaha terus meningkatkan RE agar pada tahun 2020 bisa di atas 95 persen, target ini lebih tinggi dari yang dicanangkan Pemerintah yakni 92,7 persen," papar Mukhtar.
Selain itu PLN menegaskan dengan cadangan daya sebesar 71 MW membuat investor tidak perlu khawatir untuk membangun bisnisnya di Lombok. “Silahkan bangun bisnisnya di Lombok, investor tidak perlu pusing masalah listrik. Kami siapkan, PLN jamin kelistrikannya,” tutur Mukhtar.
Ke depan, melalui program 35 ribu MW yang diusung pemerintah, PLN akan terus menambah pembangkit baru. Hal ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi NTB. Selain itu, penambahan pembangkit juga dilakukan agar tidak terjadi defisit daya di kemudian hari, mengingat pertumbuhan penggunaan listrik di NTB cukup tinggi.
Pertumbuhan kebutuhan daya dilihat dari beban puncak kelistrikan NTB yang terus mengalami peningkatan rata-rata 12 persen dalam 6 tahun terakhir. Dari total tiga sistem kelistrikan yang ada di NTB, beban puncak pada tahun 2010 hanya sebesar 162 MW, terus meningkat mencapai 309 MW pada tahun 2016.
Beberapa tahun ke depan PLN akan membangun beberapa pembangkit baru, diantaranya PLTU Lombok Peaker berkapasitas 150 MW, PLTMG Sumbawa sebesar 50 MW, PLTMG Bima sebesar 50 MW, PLTU Lombok 100 MW, dan PLTU Lombok 2 sebesar 100 MW.
“Pertumbuhan kebutuhan listrik di NTB cukup tinggi. Penambahan pembangkit ini jelas sebuah kebutuhan. Ini adalah komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTB,” dia menandaskan.