Liputan6.com, Jakarta Liga Inggris merupakan kompetisi paling elite di dunia. Wajar bila pemain-pemain sepak bola berlomba-lomba mengadu nasib di liga tertinggi Negeri Ratu Elizabeth tersebut.
Namun tidak mudah bersinar di Liga Inggris. Persaingan ketat. Bahkan pemain bintang dari liga lain tidak jarang justru terpuruk saat memutuskan hijrah ke kompetisi ini.
Advertisement
Kerasnya persaingan di Liga Inggris memaksa pemain untuk selalu tampil prima di setiap pertandingaan. Profesionalisme pemain juga harus dinjunjung tinggi. Kebiasaan ini pun secara tidak langsung ikut meningkatkan kemampuan pemain di atas lapangan.
Itu sebabnya, terpuruk di Liga Inggris bukan berarti akhir dari karier pemain. Sebaliknya, bisa jadi itu menjadi tanda kebangkitan di tempat yang berbeda. Bahkan sejumlah pemain yang terlempar dari Liga Inggris sanggup bersinar lebih terang.
Lantas, siapa saja pemain yang sukses setelah pindah liga? Berikut daftarnya dinukil dari Footy Jokes:
6. Iago Aspas
Pria kelairan Moana, Spanyol ini sempat dituding sebagai biang keladi keterpurukan Liverpool. Padahal sebelum bergabung ke Anfield, Aspas merupakan peluru tajam Celta Vigo. Di tim ini Aspas mampu mencetak 46 gol dalam 139 laga sejak 2008-2013.
Daripada kariernya meredup terus, Aspas pun meninggalkan Liverpool 2015 lalu. Dia kembali ke Celta Vigo dan menemukan kembali ketajamannya.
Bersama Celta Vigo, kariernya kembali cemerlang. Dari 60 pertandingan dia sudah mengemas 29 gol. Bahkan, musim ini dia sudah mengemas 16 gol dari 22 laga.
Advertisement
5. Mohamed Salah
Salah menjadi pemain Mesir pertama yang memperkuat Chelsea. Dia bergabung ke Stamford Bridge 26 Januari 2014 dengan nilai transfer sebesar 11 juta pound sterling.
Awalnya, Salah diprediksi bakal memiliki karier cemerlang di Liga Inggris. Sebab kecepatan yang dimiliki pemain 24 tahun itu cocok dengan gaya sepak bola di sana.
Namun nasib berkata lain. Sebab Salah justru jarang mendapat kesempatan tampi. Dia bahkan sempat dipinjamkan ke Fiorentina dan AS Roma. Tapi justru keputusan ini menjadi awal dari kebangkitan pemain kelahiran Basyoun, El Gharbia, 15 Juni 1992.
Salah akhirnya dilepas ke Roma secara pemanen. Musim ini, dia mengemas 11 gol dan 8 asisst. Ini lebih baik dari saat memperkuat Chelsea yang hanya 2 gol dari 13 laga.
4. Edin Dzeko
Dzeko sebenarnya tidak tampil buruk bersama Manchester City (2011-2015). Selama memperkuat The Citizens, Dzeko tu mampu mengemas 50 gol dalam 130 pertandingan.
Meski demikian, Dzeko selalu berada di bawah bayang-bayang Sergio Aguero. Pemain asal Argentina itu masih menjadi pilihan untuk di lini depan The Citizens.
Dua tahun lalu Dzeko akhirnya pindah ke AS Roma dan mengemas 24 gol dalam 27 pertandingan.
Advertisement
3. Angel Di Maria
Mungkin, pemain Argentina ini seperti titisan dari Alfredo di Stefano. Dia tampil gemilang bersama Real Madrid.
Hal itulah yang menarik minat dari Manchester United. Namun, kariernya di sana rusak karena cedera dan gaya permainan yang tak cocok di Liga Inggris.
Di Maria kemudian dijual ke Paris Saint Germain (PSG). Di sana, Di Maria menghidupkan lagi bentuk permainannya seperti kala perkuat Los Blancos.
2. Radamel Falcao
Setelah dicap sebagai striker terbaik di dunia, Falcao memiliki karier buruk di Liga Inggris. Padahal dua raksasa sekelas Manchester United dan Chelsea pernah tergiur dibuatnya. Selama di Liga Inggris, namanya semakin lama kian meredup.
Sinarnya mulai terlihat lagi saat dia memutuskan bergabung ke AS Monaco. Pemain asal Kolombia itu juga menjelma menjadi striker yang ditakuti di Liga 1. Hingga saat ini, Falcao telah mengemas 28 gol dari 43 pertandingan bersama AS Monaco.
Advertisement
1. Mario Balotelli
Menemukan klub yang cocok dengan Mario Balotelli memang terbilang sulit. Sikap kekanak-kanakan pemain asal Italia tersebut membuat klub sulit mempertahankannya.
Kiprah Super Mario di Liga Inggris berawal dari Manchester City, 2010-2013 lalu. Selama tiga musim bersama The Citizens, Balotelli mengemas 20 gol dari 54 laga.
Sayang ketajamannya di depan gawang lawan justru tenggelam dengan sederet kejadian kontrovesi yang melibatkannya. Mulai dari perselisihan dengan pelatih Roberto Manchini, hingga keputusannya menentang sanksi denda dari pihak manajemen.
Balotelli terlempar dari City. Dia lalu bergabung dengan AC Milan selama semusim sejak 2013-14. Bersama Rossoneri, Balotelli kembali bersinar dengan 26 laga dari 43 laga.
Musim berikutnya, Balotelli kembali ke Liga Inggris dan bergabung dengan Liverpool. Namun lagi-lagi Balotelli terpuruk dan sempat dipinjamkan ke Milan. Bersama The Reds, Balotelli hanya bermain sebanyak 16 laga dan mencatak satu gol.
Kehadiran pelatih baru, Jurgen Klopp juga tidak mampu menyelamatkan karier Balotelli. Dia akhirnya pindah ke OGC Nice sebagai pemain bebas transfer. Namun, ketika bermain di Prancis, dia menggila dan mengemas 13 gol dalam 17 laga saja di Ligue 1.
I. Eka Setiawan