Cangkir Air Keras Penyiram Novel Baswedan Tertinggal di TKP

Usai peristiwa itu, Ketua RT 03 RW 10 Pegangsaan II mengaku sempat menyisir TKP penyiraman Novel Baswedan dengan air keras.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Apr 2017, 14:00 WIB
Ketua RT 03 RW 10 Pegangsaan II, Kelapa Gading, Wisnu Broto. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Dua orang tak dikenal menyiram penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dengan air keras. Mereka berboncengan menggunakan sepeda motor saat kejadian.

Usai peristiwa itu, Ketua RT 03 RW 10 Pegangsaan II, Kelapa Gading, Wisnu Broto mengaku sempat menyisir tempat kejadian perkara (TKP).

"Di TKP saya pula lihat-lihat sendal Pak Novel dan cangkir yang diduga buat siram air keras," ujar Wisnu, kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (11/4/2017).

Menurut dia, peristiwa penyiraman air keras ke Novel Baswedan tersebut terjadi ketika jemaah masjid sedang berzikir.

"Kejadian usai salat subuh kita zikir, tapi Pak Novel pulang sebelum zikir berakhir," kata Wisnu.

Dia menuturkan, jemaah sadar ada yang tidak beres ketika mendengar teriakan Novel Baswedan. Sepupu calon Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, itu teriak kesakitan.

"Tiba-tiba kita di masjid dengar orang kesakitan, 'Tolong...tolong.... Aduh panas!' Jemaah kita saling pandang, ada yang teriak, ternyata Pak Novel, lalu satu masjid keluar semua," ujar Wisnu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya