Berdarah Sewaktu Bercinta, Tanda Kanker Serviks?

Dua hal yang disampaikan Prof Dr dr Andrijono ini perlu diwaspadai, agar kanker serviks dapat dicegah dan segera diatasi.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 12 Apr 2017, 18:23 WIB
Dua hal yang disampaikan Prof Dr dr Andrijono ini perlu diwaspadai, agar kanker serviks dapat dicegah dan segera diatasi.

Liputan6.com, Jakarta Kanker serviks dapat terjadi secara diam-diam dan mematikan. Andai para perempuan sadar untuk melakukan vaksinasi HPV sejak dini, dirinya dapat mencegah kanker serviks sebesar 100 persen.

Hal memilukan pun terjadi. Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebutkan, lebih dari 73 persen pasien kanker serviks datang sudah dalam stadium lanjut.

Sehingga tak dipungkiri, pencegahan terhadap kanker serviks amat perlu dilakukan.

Dalam diskusi bersama Forum NGOBRAS pada Selasa (11/4/2017) Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof Dr dr Andrijono SpOG(K), membeberkan beberapa hal yang perlu diwasdai agar kanker serviks dapat dicegah dan segera diatasi.

1. Berdarah sewaktu melakukan kontak seksual

Salah satu metode skrining atau deteksi kanker serviks bisa dilakukan dengan melakukan hubungan seksual. Jika terjadi pendarahan maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Keputihan tidak sembuh-sembuh

Keputihan yang sering kali muncul walaupun telah diobati ternyata perlu juga diwaspadai. Prof Andrijono menjelaskan bahwa tanda keputihan yang perlu untuk segera diperiksa adalah keputihan yang berbau busuk.

Salah satu gejala kanker serviks bisa ditandai dengan adanya bau yang tidak sedap. Untuk itu perlu melakukan penanganan secepatnya untuk dikonsultasikan pada dokter kandungan agar mendapat skrining.

Deteksi dini atau skrining menjadi salah satu rekomendasi untuk mencegah terjadinya tahapan dari sel normal menuju kanker. Hal ini bisa dilakukan ketika wanita dalam keadaan normal atau tidak mengalami keuhan apapun.

Dengan skrining, risiko prakanker dapat mudah ditangani sehingga rahim dapat diangkat. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya pembentukan kanker.

"Antara stadium 0 dan stadium 1 itu waktu terjadinya tipis, lebih baik diangkat rahimnya daripada terjadi kanker serviks," perjelas Prof. Andri.

Reporter: Aida Tifany

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya