Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil di pasar otomotif dalam negeri memang sudah tumbuh, namun hal tersebut masih sebatas wholesales atau dari pabrik ke diler, sedangkan untuk retail atau dari diler ke konsumen masih lesu.
Hal tersebut diakui oleh Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), jika penjualan mobil memang masih lesu, karena leasing atau lembaga pembiayaan sangat ketat, terkait kredit macet yang terus meningkat.
Baca Juga
Advertisement
"Jualan kita itu 83 persen kredit. Jadi, leasing itu pengaruh, pasti kami tidak bisa realisasikan menjadi retail," jelas wanita yang akrab disapa Amel ini saat berbincang dengan wartawan di Sunter, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
Lanjut Amel, untuk SPK atau surat pemesanan kendaraan memang naik terus. Bahkan, bulan lalu pabrikan asal Jepang ini mampu mencatatkan SPK sebanyak 19 ribuan, namun yang terealisasi menjadi retail hanya 15.300-an unit.
"Leasing itu sangat selektif sekali. NPL (Non Performing Loan) atau kredit macet naik, OJK sangat ketat, dan lebih 'ngerem' mencari yang lebih bagus," papar Amel.
Untuk faktor ketatnya leasing menyetujui permohonan kredit dari calon konsumen ini memang di luar kendali Daihatsu. Meskipun, menaikan SPK itu mudah bagi pabrikan, namun untuk merealisasikan menjadi retail, butuh dukungan pihak ketiga, yaitu perusahaan pembiayaan.
"Kami inginnya sih GDP naik, kalau lebih tinggi (sekarang 5,1) kalau di atas 6, daya beli masyarakat pasti tinggi, dan leasing lebih gampang. Secara makro, kami berharap pemerintah terus berupaya agar GDP naik," pungkasnya.
Untuk diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah merilis penjualan kendaraan secara wholesales, selama Februari 2017. Tercatat, penjualan mobil bulan tersebut mencapai 96.772 unit, atau naik dari bulan sebelumnya, dengan catatan penjualan 86.601 unit.
[vidio:]()