Liputan6.com, Jakarta Siapa sangka rajutan bisa disandingkan dengan lukisan? Ternyata karya unik ini dipertunjukkan dalam pameran tunggal dengan tajuk “Between The Lines”. Pameran ini diselenggarakan oleh Rachel Gallery di Galeri Nasional dan dibuka pada Senin, (10/4/2017).
Triyadi Guntur Wiratmo, seniman yang kini berkegiatan di Bandung menyajikan empat karya lukisan mix art dengan tambahan rajutan benang didalamnya. Lukisan ini sendiri merupakan sebagian kecil dari karya yang dipertunjukkan hingga tanggak 23 April 2017 di Gedung D Galeri Nasional.
Advertisement
“Guntur membuat kecenderungan yang baru yaitu membuat garis dengan benang, menjadi sebuah sulaman. Kombinasi ini yang diperlihatkan dalam karya-karyanya di tiga ruang galeri ini,” ungkap ungkap Rizki A. Zaelani, kurator dalam pameran ini.
Rajutan yang menggunakan benang wool ini dibuat secara manual oleh Guntur. Menggunakan jarum, benang-benang ini dijahit langsung di atas kanvas untuk menggantikan cat yang biasanya menjadi media untuk melukis. Berbagai bentuk ini memiliki maknanya sendiri dan saling berhubugan satu sama lainnya.
Karya lukisan dengan rajutan ini memiliki empat seri yang dimulai dari rajutan huruf dan burung yang melambangkan kesadaran, rajutan kursi yang melambangkan kesadaran, rajutan kata revolusi melambangkan keberanian dan ditutup dengan sosok Chairil Anwar dengan rajutan potongan puisi sebagai lambang perwujudan konkrit dengan kata-kata.
Dalam rajutan revolusi, ada sosok Ibunda dari Guntur yang diperlihatkan sedang merengkuh rajutan hati dari udara. Tentunya karya ini menjadi sangat spesial karena Guntur menganggapnya sebagai penghargaan kepada Ibunda yang sudah menjadi cahaya dalam hidupnya.
“Dalam seri rajutan, ada ibu saja karena ibu saya adalah pahlawan paling hebat dalam hidup saya dan inilah penghormatan besar bagi ibu saya. Ibu menjadi sosok yg menjadi apapun dalam hidup. Revolusinya adalah dari cinta,” tutup Guntur.