Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani belum puas atas kinerja Pusat Logistik Berikat (PLB). Pasalnya, nilai barang yang disimpan di gudang PLB masih minim.
Menurutnya, nilai barang tersimpan bisa jauh lebih besar dari yang ada saat ini. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mencatat, nilai barang tersimpan sebesar Rp 1,16 triliun.
Advertisement
"Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) saat ini mencatat nilai barang yang disimpan mencapai Rp 1,16 triliun. Itu angka kecil sekali. Walaupun Dirjen Bea Cukai bangga dengan itu, tapi saya anggap itu kecil sekali, sangat kecil, harusnya jauh lebih besar. Dan berasal 20 supplier internasional, 34 perusahaan distribusi internasional, dan 97 perusahan distribusi lokal," kata dia di DJBC Jakarta, Rabu (11/4/2017).
Menurut Sri Mulyani, angka tersebut masih bisa dikembangkan. Saat ini, PLB menyumbang penerimaan negara yang berasal bea masuk Rp 10,28 miliar, PPh Impor Pasal 22 sebesar Rp 27,13 miliar, dan PPN Impor Rp 120,09 miliar.
"Angkanya masih bayi, jadi masih perlu dikembangkan," ungkap Sri Mulyani.
Kendati begitu, dia mengapresiasi pengembangan PLB yang begitu pesat. Di tahun 2016, jumlah PLB yang diresmikan hanya 12. Kini berkembang menjadi 34 PLB.
"Ini kemajuan yang sangat cepat dalam setahun, dari 12 menjadi 34 dan di 42 lokasi kenaikan lebih dari 300 persen," tandas dia.