Liputan6.com, Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) menganggarkan Rp 5 triliun untuk berpartisipasi dalam proyek Light Rail Transit (LRT). Kucuran dana dari perbankan merupakan salah satu sumber pembiayaan proyek tersebut.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dari Rp 18 triliun dana yang berasal perbankan dan lembaga keuangan, saat ini belum ada besaran angka pasti pembagiannya.
Namun dia memperkirakan, setiap penyedia dana akan mengeluarkan Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun.
Baca Juga
Advertisement
"Angkanya belum riil. Katakanlah total Rp 18 triliun, kita bagi berempat, mungkin per bank sekitar Rp 5 triliun sampai Rp 6 triliun," kata dia di kantor Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Rencananya ada tiga bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) salah satunya Mandiri dan satu penyedia jasa keuangan yang akan memberikan pinjaman untuk proyek LRT.
Saat ini pemerintah sedang berdiskusi untuk menentukan jaminan, atas pinjaman dari perbankan untuk membiayai proyek yang ditargetkan selesai di 2018.
"Kita lagi diskusi mengenai bagaimana kita memanfaatkan dana-dana pemerintah yang tidak terlalu terpakai lah supaya pendanaan dari perbankannya kita jadi sumber pendanaan juga," dia menjelaskan.
Sebelumnya, pemerintah akan menggunakan beragam sumber pendanaan untuk proyek LRT. Pendanaan senilai Rp 23 triliun tersebut akan bersumber dari penyertaan modal negara (PMN), public service obligation (PSO), hingga pinjaman perbankan BUMN.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan, saat ini tidak ada lagi alasan untuk khawatir jika proyek LRT ini tidak jalan karena masalah pendanaan. Sebab, pemerintah telah menyepakati sejumlah sumber dana untuk pembangunan proyek ini.
"LRT sudah selesai kita tadi bahas angka-angkanya sudah keluar dan kita dapatkan serta tidak ada alasan khawatir mengenai pendanaan LRT. Kita investasinya Rp 23 triliun, penyertaan modal struktur segala macam tadi sudah kita sepakati di rapat," ujar dia.
Sumber pendanaan dari pinjaman perbankan, khususnya bank BUMN. Diharapkan pinjaman ini hanya dikenakan bunga sebesar 7 persen.
"Bunga diharapkan di angka 7 persen dengan demikian proyeknya feasible," tandas dia.
[vidio:]()