Liputan6.com, Jakarta OPEC merevisi proyeksi permintaan minyak dunia menjadi 1,27 juta barel per hari, atau naik 10 ribu barel per hari dari sebelumnya. Proyeksi ini tertuang dalam laporan bulanan minyak OPEC.
Melansir laman CNBC, Kamis (13/4/2017), negara anggota OPEC membuat kesepakatan memangkas output sejak tahun lalu. Khusus pada Maret, pemangkasan produksi minyak tercatat melebihi kesepakatan.
Kepatuhan para negara anggota memenuhi kesepakatan untuk mengurangi kekenyangan pasokan dan meningkatkan harga, tercatat rata-rata mencapai 104 persen, menurut perhitungan Reuters berdasarkan angka produksi yang dipublikasikan OPEC.
Baca Juga
Advertisement
Pemotongan produksi terjadi di tengah fluktuasi harga minyak. OPEC Reference Basket (OBR) turun 5,7 persen pada Maret menjadi US$ 50,32 per barel.
Namun, OBR, yang mengacu pada harga rata-rata tertimbang dari produksi minyak negara anggota OPEC mencatat peningkatan tajam untuk kuartal kedua dan secara tahunan. Ini mengacu pada keberhasilan OPEC membatasi produksi yang dimulai pada 2016.
Prediksi kenaikan permintaan minyak diprediksi terutama dari negara di kawasan Asia.
Asia ini termasuk India, diharapkan menjadi pendorong utama permintaan minyak , diikuti China dan Amerika Serikat.
"Jumlah konsumsi minyak pada tahun ini diharapkan mencapai 96.320.000 barel per hari," menurut laporan OPEC tersebut.
Revisi proyeksi permintaan minyak pada tahun ini mencerminkan adanya momentum perbaikan pertumbuhan ekonomi global.
"Kami mengantisipasi pertumbuhan (permintaan) global menjadi 3,3 persen pada 2017, naik sedikit dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,2 persen," mengutip keterangan OPEC.