Djarot Menolak Sandiaga Cium Tangannya, Kenapa?

Menurut Djarot, hubungannya dengan pasangan Anies - Sandi berjalan baik.

oleh Ika Defianti diperbarui 13 Apr 2017, 09:23 WIB
Cawagub Djarot Saiful Hidayat saat berpelukan dengan Cawagub Sandiaga Uno saat Debat Cagub Pilkada DKI 2017 putaran kedua. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menolak saat Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mencium tangannya. Peristiwa itu terjadi saat jeda segmen kedua dan ketiga Debat Pilkada DKI putaran kedua pada Rabu malam.

Mantan Wali Kota Blitar tersebut beralasan, penolakan tersebut lantaran dia merasa belum pantas dielu-elukan atau dituakan. Dia hanya bersedia dipeluk Sandi.

"Jangan ya, jangan. Kalau memeluk oke, tapi kalau mencium, (saya) bukan apa-apa, jangan," kata Djarot di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 12 April 2017.

Politikus PDI Perjuangan ini beranggapan tidak ingin tindakan Sandiaga, seperti tantangan saat melakukan flip bottle challange bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dalam tantangan tersebut, pihak yang kalah mencium tangan pihak yang menang.

"Saya tahu, niat Pak Sandi baik, tapi saya enggak enak, jadi terima kasih," tutur dia.

Menurut Djarot, apa yang dilakukan Sandiaga memang biasa dilakukan seperti saat ia bertemu sesepuh atau orang yang lebih tua. Karena itu, Sandi tak perlu mencium tangan karena masih sepantar dan teman baik.

"Kalau itu artinya apa, saya dan Pak Sandi itu dekat, teman baik, diskusi baik dan sama Pak Anies juga," ucap dia.

Djarot menegaskan, hubungannya dengan pasangan nomor urut tiga ini baik-baik saja. "Makanya saya bilang ini modal buat semuanya, supaya betul-betul bisa menjaga situasi yang sejuk," Djarot menandaskan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya