Liputan6.com, Dortmund - Bek Borussia Dortmund Sokratis Papastathopoulos berang dengan keputusan UEFA yang memindahkan jadwal tanding timnya melawan AS Monaco kurang dari 24 jam setelah serangan bom yang mengenai bus Dortmund. Sokratis mengkritik asosiasi sepak bola Uni Eropa tersebut tidak manusiawi terhadap klub yang menjadi korban ledakan.
Dalam serangan bom pada Selasa (11/4/2017) malam lalu, bek tengah Die Borussen Marc Bartra mendapat cedera di pergelangan tangannya. Dia harus dilarikan ke rumah sakit lantaran terkena serpihan kaca dan juga menjalani operasi patah tulang.
Baca Juga
Advertisement
"Pertama-tama saya senang kalau saya masih hidup. Itu hari yang paling sulit yang saya hadapi dalam hidup dan saya berharap tak ada satupun yang menjalaninya seperti hari ini," tutur Sokratis kepada ESPN FC.
Pada awalnya laga laga Dortmund vs AS Monaco di leg pertama babak perempat final Liga Champions akan dimainkan pada Rabu (12/4/2017) pada pukul 6.45 sore waktu setempat. Namun pascaledakan partai ini ditunda kurang dari 24 jam.
Dalam pertandingan tunda tersebut tuan rumah harus menelan kekalahan 2-3 atas Monaco lewat dua gol Kylian Mbappe dan gol bunuh diri Sven Bender. Pada leg selanjutnya Dortmund wajib menang 2-0 di Stade Louis II jika ingin memastikan tiket ke babak semifinal.
"Mereka (UEFA) harus memahami bahwa kami bukan binatang. Kami adalah orang-orang yang memiliki keluarga dan anak-anak di rumah. Saya senang bahwa semua pemain dan staf yang hidup," tutur eks-pemain AC Milan tersebut.
"Sangat sulit untuk berpikir dan bermain sepak bola. Semua orang juga sangat sulit untuk pergi bekerja setelah kemarin (bom pada hari Selasa). Saya berharap bahwa apa yang terjadi pada kami, tidak pernah terjadi kepada orang lain. Saya berharap itu terakhir kalinya," ucap Sokratis.