Liputan6.com, Jakarta - Bank Dunia menilai fundamental ekonomi makro Indonesia saat ini masih cukup kuat sehingga mampu menarik investasi domestik maupun asing. Kondisi ini menunjukkan meski Standard and Poor's (S&P) belum mengafirmasi peringkat Indonesia menjadi layak investasi, tidak berdampak ke iklim investasi di Tanah Air.
S&P merupakan satu-satunya lembaga pemeringkat yang belum memberikan level investment grade kepada Indonesia. Peringkat Indonesia saat ini di level BB+/positif outlook.
Baca Juga
Advertisement
"Indonesia masih menjadi tujuan investasi yang menarik, khususnya di portofolio surat utang pemerintah," kata Ekonom Senior Bank Dunia untuk Indonesia, Hans Anand Beck saat ditemui di kantor Bank Dunia, Jakarta, Kamis (13/4/2017).
Dirinya menjelaskan, aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia masih cukup deras karena investor melihat kekuatan ekonomi negara ini. Pada 2017, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen atau naik dari realisasi tahun lalu sebesar 5 persen.
Pergerakan inflasi terkendali dengan proyeksi 4,3 persen atau meningkat dari capaian sebelumnya yang sebesar 3,5 persen di 2016. Neraca transaksi berjalan diprediksi menyempit sebesar 1,8 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2017, serta defisit anggaran dalam batas aman 2,46 persen dari PDB.
Bank Dunia juga meramalkan investasi langsung asing (nett) mengalami peningkatan di 2017 menjadi 1,8 persen terhadap PDB. Sedangkan realisasi di tahun sebelumnya 1,6 persen dari PDB. "Dengan melihat kondisi tersebut, seharusnya tidak ada dampak ke pasar keuangan secara umum," Anand Beck menuturkan. (Fik/Gdn)