Liputan6.com, Jakarta "Kalau udah besar nanti, aku mau jadi seorang guru ngaji" ungkap Muhammad Fahri Asidiq bocah mengidap penyakit Osteogenesis Imperfecta. Sudah tujuh tahun bocah berusia 11 tahun ini mengidap penyakit yang telah membuat tulangnya rapuh, sebanyak 20 tulangnya patah akibat penyakit langka ini.
Ditemui tim Rumah Yatim dan anggota dari dinsos Jabar, Ibu Fahri, Sri Astati Nursani mengatakan, penyakit yang putranya tersebut bermula ketika Fahri berusia 4 tahun.
Advertisement
Saat itu ia terjatuh. Akibatnya tulang kaki Fahri patah. Sejak kejadian itu, tulang Fahri mulai rapuh. Hanya karena terbentur mainan saja kakinya bisa patah, tidak hanya itu kaki Fahri pernah patah karena tertimpa bantal ringan yg terjatuh ke pahanya.
Saking rapuhnya, tulang rusuk depan bisa patah akibat Fahri batuk. "Dalam sebulan pasti Fahri kena batuk, kalau Fahri batuk pasti ada tulang yang patah. kekebalan tubuh Fahri lemah jadinya dia sering kena sakit." Kata ibunda Fahri
" Fahri harus di gendong dengan hati-hati, kalau salah pegang tulangnya bisa patah." Tambahnya
Ketika Fahri berumur lima tahun, ia pernah dirawat selama satu tahun di salah satu rumah sakit swasta di Bandung. Dalam satu bulan, hanya satu minggu Fahri tinggal di rumah, sisanya ia dirawat di rumah sakit.
Fahri sering merasa sakit akibat 6 patahan tulang rusuk depan, empat patahan tulang kering, beberapa patahan di bahu kiri dan kanan, rusuk, siku, dan juga paha. Terkadang rasa sakit itu membuat Fahri lelah.
Sekarang Fahri tidak bisa beraktivitas seperti anak seusianya, penyakit tersebut membuat Fahri tidak bisa menopang tubuhnya sendiri. Meskipun hanya bisa duduk saja, Fahri tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengaji.
"Sekarang aku udah kuat, kalau mamah bawa aku ke bengkel tulang, aku udah ngga nangis lagi. Semoga aku bisa sembuh biarbisa bermain bola dan kelereng kayak dulu. " Ungkap bocah yang tinggal di Jalan Cipadung RT 02 RW 04, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung ini.
Fahri tidak ingin membuat cemas ibundanya, ketika tulangnya patah Fahri sudah tidak menangis lagi, ia hanya berteriak dikarenakan tidak kuat menahan sakit. Ibunda Fahri yang bekerja sebagai penjual tisu di beberapa titik di kota Bandung ini hanya bisa pasrah dengan kondisi putranya.
Ia hanya berharap bisa terus bekerja agar bisa mengobati putranya meskipun penghasilannya belum mencukupi, ia pun berharap agar putranya bisa menggapai cita-citanya menjadi seorang guru ngaji
Untuk meringankan beban mereka, Rumah Yatim area Jabar memberikan santunan tunai peduli sesama kepada Fahri.
"Semoga santunan ini bisa menjadi manfaat dan penyemangat buat Fahri, terus belajar ya nak, jangan pantang menyerah untuk menggapai cita-cita." Ungkap Sani kepala cabang Rumah Yatim Jawa Barat
Dengan sumringah Fahri tak henti-hentinya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian Rumah Yatim dan dinsos kepadanya.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6