Dalam Debat Pilkada, Ahok Jelaskan Kembangkan TransJakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengembangkan jaringan TransJakarta secara terstruktur.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Apr 2017, 16:14 WIB
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengembangkan jaringan TransJakarta secara terstruktur.

Liputan6.com, Jakarta Sistem transportasi yang baik sangat diperlukan bagi kota metropolitan, seperti DKI Jakarta, terlebih lagi dengan adanya transportasi umum yang baik, mampu menekan kemacetan lantaran masyarakat akan beralih dari penggunaan kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengembangkan jaringan TransJakarta secara terstruktur. Hal tersebut diungkapkan Calon Gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam debat di Hotel Bidakara dalam debat pamungkas cagub cawagub DKI Jakarta.

Menurut Ahok, di bawah kepemimpinannya bersama wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, ia mengembangkan jaringan TransJakarta tidak 'asal-asalan'.

“Para penumpang bus TransJakarta yang menggunakan kartu elektronik diminta menempelkan kartu mereka bukan hanya di entry gate atau pintu masuk, namun juga ketika meninggalkan halte,” kata Ahok.

Dengan cara ini, diakui Ahok, pengelola TransJakarta akan dapat mengetahui berapa banyak orang bepergian dan dari mana mau ke mana, sehingga penambahan rute bisa sesuai dengan keinginan warga pengguna transportasi umum.

"Kadang-kadang saya heran juga kami dianggap tidak bottom-up. Sebetulnya ketika anda menggunakan tiket, menempel (kartu) waktu keluar, itulah bottom-up yang kami lakukan. Kami tahu persis anda sampai ke mana," ucap Ahok saat dirinya menanggapi lawannya Anies Baswedan bahwa pemprov tidak berprinsip bottom-up (menggunakan masukan dari masyarakat) dalam membangun sistem transportasi.

Dengan adanya belasan juta penumpang TransJakarta setiap hari, data yang akurat semacam ini sangat dibutuhkan, tambahnya.

“Misalkan dulu dari Kampung Rambutan ke Blok M tiga kali naik bus. Kenapa kami tahu banyak penumpang pengin (rute) Kampung Rambutan langsung ke Blok M ? Karena dia tap (menempelkan kartu),” jelasnya.

Sebelumnya, pada bulan Februari lalu, Ahok memperkenalkan jenis bus Transjakarta terbaru bertajuk vintage--kuno. Bersama Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono, Ahok menaiki bus anyar tersebut dari rumahnya di Pantai Mutiara, Kecamatan Penjaringan ke Balai Kota.

Bus mewah bernuansa vintage tersebut diketahui memiliki harga Rp 1,8 miliar dan diproduksi sebanyak 12 unit.

"Kami mau bus terbaik. Kursi nih, lihat nih, jaraknya (antar kursi), betul-betul enak. Aku tinggi saja masih bisa, bus ini akan masuk sampai perumahan. Jadi orang ke depannya itu pasti menghindari beli mobil. Ngapain beli mobil kalau naik bus enak. Kalau mau cepat mungkin panggil taksi online," ujar Ahok.

Seperti diketahui, saat ini semua penumpang TransJakarta sudah tidak lagi menggunakan transkasi tunai, namun mereka menggunakan kartu elektronik dengan deposit uang tertentu. Kartu ini digunakan untuk membuka pintu masuk ke halte dengan dikenakan tarif, dan juga untuk membuka pintu keluar tanpa terkena biaya tambahan.

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya