Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menjemput paksa rekan bisnis Sandiaga Uno, Andreas Tjahyadi, yang sempat pergi ke Jepang dan Amerika Serikat. Penjemputan ini terkait laporan dugaan penggelapan jual beli tanah yang dilayangkan Fransiska Kumalawati Susilo.
Mendengar kabar tersebut, Fransiska selaku kuasa pelapor menyambut baik langkah kepolisian. Ia berharap keterangan Andreas dapat membantu polisi membongkar kasus tersebut, termasuk keterlibatan Sandiaga.
Advertisement
"Ya Andreas membuka kebenaran karena selama ini jawaban Sandiaga selalu tidak tahu. Notaris dalam penjualan ini tidak akan terjadi apabila tidak ada tanda tangan Andreas dan Sandiaga," ujar Fransiska saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (13/04/2017).
Fransiska mengatakan, kedatangan dirinya ke Polda Metro Jaya guna menemui Andreas. Sebab, selama ini Andreas dianggap selalu menghindar dalam persoalan tersebut.
"Mereka gentlement sajalah. Ngaku saja, kamu itu (Sandiaga) tidak berani, tapi berkoar," ucap dia.
Andreas dijemput polisi di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sepulang dari luar negeri, dini hari tadi. Polisi beralasan, penjemputan paksa dilakukan lantaran Andreas telah dipanggil dua kali terkait perkara ini tetapi tak hadir. Saat ini, Andreas masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolda Metro Jaya.
Sebelumnya, Fransiska Kumalawati Susilo selaku kuasa pelapor Edward Soeryadjaya melaporkan Sandiaga Uno dan Andreas Tjahyadi ke Mapolda Metro Jaya. Keduanya dilaporkan terkait dugaan penggelapan jual beli sebidang tanah di kawasan Curug, Tangerang, Banten.
Tak berhenti di situ, Fransiska kembali melaporkan Sandiaga dan Andreas dalam perkara yang sama. Namun laporan kedua dilakukan dengan tudingan pemalsuan kuitansi.
Sandiaga sendiri telah memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait hal ini pada Jumat 31 Maret 2017. Usai diperiksa, Sandiaga Uno mengaku lega. Cawagub DKI nomor urut tiga itu optimistis dirinya tak terlibat dalam perbuatan pidana sebagaimana dituduhkan.