Liputan6.com, Jakarta Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai debat Pilgub DKI Jakarta putaran kedua menampilkan posisi diametral. Menurutnya pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) menampilkan gagasan visioner namun tetap membumi.
“Ahok-Djarot menampilkan program yang membumi namun visioner dengan capaian yang konkret. Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno
(Anies-Sandi) lebih mengandalkan pada program DP 0 persen dan OK OCE pada debat Pilgub DKI Jakarta ,” kata Hasto.
Advertisement
Hasto yang turut hadir dalam acara debat kandidat tersebut, menyatakan keseluruhan debat mampu mempertajam program masing-masing calon. Hasto menilai, meskipun pertanyaan dari komunitas dirancang seperti menyerang pasangan Ahok-Djarot, namun diakuinya, Ahok tetap tampil apa adanya. “Ahok-Djarot mampu menjawab dengan ilustrasi yang mampu mematahkan serangan dari pertanyaan yang tidak fair tersebut,” ujarnya.
Hasto yakin, dengan adanya debat cagub cawagub tersebut, masyarakat DKI yang dikenal objektif, toleran dan berkemajuan, tidak akan mempertaruhkan masa depan DKI pada pihak yang belum berpengalaman.
“DKI itu sangat kompleks, seluruh masalah menjadi satu. Tanpa kepemimpinan yang tegas, dan mampu bersikap adil, Jakarta hanya menjadi ajang perebutan sumber daya ekonomi yang memiskinkan rakyat,” tuturnya.
Dalam masa kepemimpinannya, Ahok-Djarot, menurut Hasto telah terbukti mampu bertindak adil dan berani memerangi mafia anggaran. Hasto juga memaparkan, pasangan Ahok-Djarot juga mampu menegakkan aturan sehingga Jembatan Semanggi bisa dibangun tanpa dana APBD.
“Demikian halnya penataan Kalijodo, pembangunan RPTRA dan taman-taman yang begitu banyak serta pengerukan sungai agar bebas banjir. Semua dengan ketegasan menegakkan aturan,” katanya.
Atas dasar hal tersebut, kata Hasto, dengan penampilan Ahok yang berbicara dengan data dan program nyata, PDI Perjuangan semakin yakin bahwa kaum perempuan, warga penerima bantuan sosial, serta pasukan oranye, hijau, biru dan merah akan bergerak memenangkan pasangan yang berpengalaman.
Ada hal unik yang dilakukan paslon Ahok-Djarot. Kala melakukan simulasi debat Pilkada DKI sebelum mereka tampil, Ahok justru dibentak dan disindir sebagai latihan mengendalikan emosi. Ketua tim pemenangan Ahok-Djarot Prasetyo Edi Marsudi mengatakan simulasi untuk mengetahui reaksi Ahok dan Djarot saat debat berlangsung.
“Mereka simulasi, coba dibentak reaksinya gimana? Disindir reaksinya gimana? Itu untuk mengendalikan emosi,” kata Prasetyo Edi Marsudi di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan
Ketua DPRD DKI Jakarta tersebut pun menjelaskan simulasi tersebut melibatkan masyarakat serta tokoh-tokoh intelktual. Namun, Prasetyo enggan memberi tahu siapa saja yang ikut dalam simulasi tersebut. Simulasi berlangsung selama dua jam, dari pukul dua siang, hingga pukul empat sore.
Lebih lanjut, Hasto selaku Sekjen DPP PDI Perjuangan, memberikan apresiasi kepada Ahok yang mengucapkan terima kasih pada pasangan Agus-Silvy. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan sikap kenegarawan dan kepemimpinan yang menjadi inspirasi bagi masyarakat DKI Jakarta yang akan memilih Gubernur selanjutnya pada 19 April 2017 mendatang.
(*)