Liputan6.com, Washington, D. C. - Amerika Serikat bersiap untuk melakukan serangan preventif menggunakan senjata konvensional kepada Korea Utara. Pertimbangan ini akan dilakukan apabila atase militer AS menilai Pyongyang sangat meyakinkan untuk melakukan uji coba misil nuklir pada Day of the Sun Sabtu, 17 April 2017 nanti.
Sebelumnya, Korea Utara telah mengingatkan tentang 'peristiwa besar' yang akan datang, dan sejumlah pejabat tinggi Washington memberikan sinyal kuat bahwa peristiwa itu akan berujung pada uji coba misl nuklir, ujar sejumlah atase intelijen senior AS kepada kantor berita NBC.
Advertisement
Atase intelijen itu mengatakan NBC bahwa AS sudah menyiapkan sejumlah misil jarak jauh Tomahawk yang akan ditembakkan dari dua kapal tempur untuk ditargetkan pada lokasi uji coba nuklir Korea Utara. Dua kapal itu berjarak sekitar 483 km dari situs nuklir Korea Utara di Punggye-ri Utara. Sempat dilaporkan bahwa situs nuklir itu menunjukkan sejumlah tanda 'aktif dan siap.'
Pesawat pengebom kelas berat Negeri Paman Sam juga disiapkan di Guam, 3.430 km dari tenggara Korea Utara untuk menyerang negara tetangga Korea Selatan itu. Seminggu sebelumnya, USS Carl Vinson juga melakukan pelayaran mendekat ke Semenanjung Korea.
Paket serangan AS dapat berisi misil, bom, serta serangan siber, dan infanteri pasukan khusus untuk agresi melalui darat.
Pengamat menilai bahwa serangan itu akan meningkatkan skala tensi militer antara AS dengan Korea Utara ke titik tertingginya pada tahun 2017 ini. Ditambah lagi dengan sikap Trump yang menggebu-gebu ingin menekan Kim Jong-un.
"Kepemimpinan di Korea Utara tak menunjukkan niat diplomasi atau dialog dengan sejumlah negara lain," kata Victor Cha, kepala kajian Korea dari the Center for Strategic and International Studies, kepada NBC, Kamis (13/4/2014).
Rabu 12 April 2017 lalu, pejabat tinggi Korea Utara memberi peringatan bahwa Pyongyang akan menyerang AS sebagai langkah preventif jika mereka sangat yakin Negeri Paman Sam akan melakukan serangan.
"AS punya senjata nuklir yang siap diarahkan ke negara kami dan Kim Jong-un. Kami tidak akan mundur dari ancaman AS. Jika kami lihat AS akan menyerang, kami akan lakukan lebih dahulu...kami punya teknologinya," ujar Lee Yong Pil, pejabat tinggi Korea Utara.
Pejabat Korea Selatan juga mengatakan bahwa AS akan berkonsultasi dengan Seoul sebelum mengambil langkah serius.
"AS akan mendiskusikan terlebih dahulu dengan Korea Selatan untuk mengambil tindakan kepada Korea Utara," ujar Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yun Byung-se.
Salah satu atase yang terlibat dalam posisi pihak temur AS yang dekat dengan Korea Utara menilai bahwa skenario serangan dapat terjadi dapat pula tidak.
"Itu risiko yang sangat tinggi (jika terjadi serangan), kita sedang mempertimbangkan jalur komunikasi hingga militer untuk memengaruhi Korea Utara. Ini sebuah prestasi yang belum pernah kita lakukan (jika menyerang Korut), tapi kuat dugaan pula akan terjadi sebuah penyelesaian di Gedung Putih," tutup sang atase.