Liputan6.com, Pyongyang - Di tengah kesibukannya mempersiapkan uji coba nuklir yang menyulut konflik terbuka dengan Amerika Serikat, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un punya kesibukan lain, kali ini di bidang properti.
Kim Jong-un membangun kompleks gedung apartemen mewah di Jalan Ryomyong, Pyongyang. Apartemen itu menandai pembangunan ketiga dan terbesar proyek properti megah di Ibukota Korea Utara.
Advertisement
Bangunan itu juga menyajikan pemandangan impresif Kota Pyongyang dengan furnitur 'berkelas'.
Bangunan yang digarap oleh rezim Kim Jong-un tersebut memiliki makna filosofi "simbol arsitektur modern yang menghias jalan di Pyongyang, sebuah 'tanah impian' yang merepresentasikan era keemasan Partai Pekerja."
Apartemen yang dalam Bahasa Inggris bernama 'Illumination' itu dirancang memiliki 5.000 unit. Rencananya, fasilitas tempat tinggal itu akan diberikan secara gratis kepada warga negara Korea Utara yang 'layak dan berhak.'
'Illumination' dilapisi oleh kombinasi warna putih dan hijau pastel. Tinggi kompleks gedung hunian mewah itu bervariasi. Gedung paling tinggi menjulang hingga 234 meter yang tersusun dari 70 lantai.
Kim Jong-un membuka dan meresmikan apartemen itu di depan puluhan ribu penonton yang terdiri dari warga negara Korea Utara dan media internasional yang diundang.
Pembangunan kompleks menara itu memakan waktu yang cukup cepat, yakni sekitar setahun, dan selesai agar bertepatan dengan minggu perayaan Day of the Sun, peringatan 105 tahun kelahiran 'founding father' Korea Utara, Kim Il-sung.
"Menjaga penampilan di Pyongyang merupakan hal penting bagi pemerintah Korea Utara. Pembangunan itu dimaksudkan sebagian untuk merenovasi dan menambah kapasitas hunian di Pyongyang, sebagian lagi untuk hadiah bagi para loyalis Kim, dan sebagian sisanya--tentu saja--untuk pertunjukan peringatan Day of the Sun," kata Chad O'Carroll, Direktur NK News, seperti yang dikutip oleh News.com.au, Jumat, (14/4/2017).
Memperbaiki citra juga menjadi salah satu alasan Kim mengundang sejumlah wartawan internasional.
"Itulah alasannya mereka mengundang banyak jurnalis, untuk menunjukkan seberapa sukses pembangunan Korea Utara di tengah sanksi dan tekanan internasional. Keterlibatan Kim pada proyek itu juga menegaskan citranya di lingkup domestik, yakni pemimpin yang peduli dengan rakyatnya," tambah O'Carroll.
Pra-pembukaan dan peresmian menara, sejumlah besar massa yang terdiri dari anggota militer, pegawai negeri, warga sipil, dengan pakaian resmi, dinas, dan tradisional Hanbook, memadati area kompleks gedung. Mereka menunggu kedatangan Kim dan para pejabat tingginya.
"Panjang umur kamerad Kim Jong-un, pemimpin tertinggi partai, bangsa, dan tentara kita," tulis salah satu spanduk penyambutan.
Pembangunan gedung itu melibatkan sejumlah besar tentara Korea Utara yang bekerja 18 jam, sepanjang hari, setiap minggu, selama satu tahun. Para tentara disebut sebagai 'soldier-builders'.
Tapi, peran mereka tak disebut dalam ucapan terima kasih.
"Pemimpin Tertinggi lah yang mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk pembangunan ini. Usaha kita terbilang kecil jika dibandingkan dengan usaha beliau, kita patut bangga memiliki pemimpin terhebat di seluruh dunia," kata juru bicara Kementerian Kebudayaan, Kim Ok-hwa yang ditugaskan sebagai pengawas proyek untuk bidang teknis.
Diramalkan Tak Bertahan Lama
Warga sipil Korea Utara yang dimintai pendapat tentang pembangunan itu mengungkapkan pandangan yang dilarang untuk disebarluaskan oleh pemerintah.
Sejumlah jurnalis yang berada di sana mengungkapkan bahwa, meskipun bangunan itu terlihat bagus, namun menara itu diyakini tak akan berumur panjang.
"Tak begitu bagus...Itu selesai kurang dari setahun, dan aku yakin, akan rusak kurang dari dua tahun...ketika kau melakukannya terburu-buru, kesalahan akan terjadi. Itu risikonya," kata O'Carroll.
Meski selama beberapa hari terakhir situasi di Semenanjung Korea berada pada tensi militer yang cukup tinggi, namun warga sipil di Pyongyang terlihat 'adem-ayem.' Mereka lebih memilih menyibukkan diri untuk mempersiapkan perayaan nasional peringatan 105 tahun Kim Il-sung.
Ada banyak kegiatan yang harus dilakukan: latihan koreografi massal, menghias kota, dan berdandan rapi untuk sejumlah acara.