Djarot: Kita Punya Hak Untuk Memilih dan Dipilih

Djarot meminta pendukungnya untuk tidak takut memilih berdasarkan hati nurani.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 14 Apr 2017, 20:42 WIB
Djarot meminta pendukungnya untuk tidak takut memilih berdasarkan hati nurani. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat hadir di tengah acara 'Jakarta Bersalawat' yang digelar pendukung pasangan Ahok-Djarot, baik kalangan partai, relawan, maupun masyarakat umum.

Dalam kesempatan itu, dia mengingatkan bahwa seluruh warga negara Indonesia memiliki hak memilih dan dipilih berdasarkan Pancasila.

"Katanya kita sudah sepakati, kita diikat sebagai saudara sebangsa setanah air. Tanpa membeda-bedakan apa suku, agama, asal-usul, yang kemudian diikat oleh ideologi Pancasila. Sehingga memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih," tutur Djarot dalam pidatonya di Gelanggang Olahraga (GOR) Ciracas, Cijantung, Jakarta Timur, Jumat (14/4/2017).

Sebab itu, Djarot meminta warga Jakarta untuk tidak takut menggunakan hak suaranya demi memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani. Terlebih, dia yakin, sejujurnya warga ibu kota sangat merasakan bagaimana Petahana sangat memperhatikan masyarakat Jakarta.

"Siapakah yang selama ini memberikan bukti dan komitmen jelas, yang langsung dirasakan umat Islam di Jakarta? Yang menerima KJP, KJS, layanan puskesmas, dan layanan transportasi yang baik? Betul nggak?," jelas dia.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz menambahkan, sebagai perwakilan dari partai pengusung Ahok-Djarot, dia meminta peserta yang hadir tidak merasa takut ataupun tersulut emosi jika terjadi hal yang tidak diinginkan di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Jadi jangan lupa kalau nyoblos inget telinga, inget mata, inget tangan, inget kaki. Ada berapa? Dua. Pilih nomor dua. Nanti ke bilik suara diem-diem aja. Jangan ngomong-ngomong. Kalau saya udah ikhlas kalau meninggal nggak disalatkan," ujar Djan.

Djan menegaskan, pendukung Ahok-Djarot adalah Islam berpemahaman Nahdlatul Ulama (NU) yang Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Tradisi maulid, tahlil, dan lainnya dikerjakan. NU sangat cinta damai dan memperjuangkan umat.

"Saya sebagai Ketua PPP membuat kontrak politik dengan calon. Gaji marbot, muazin, imam masjid, ustaz, ustazah. Saya berjuang untuk umat Islam. Menjadikan pemimpin yang pro-umat Islam," tutup Djan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya