Liputan6.com, Jakarta Debat Pamungkas yang menghadirkan dua pesaing pasangan calon cagub - cawagub DKI Jakarta 2017 telah berlalu, pada debat pamungkas tersebut masing-masing kandidat beradu program kerja mereka. Debat tersebut merupakan bagian yang dianggap penting, lantaran dapat berpengaruh pada elektabilitas masing-masing.
Politikus Senior dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Maruar Sirait mengatakan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat telah mampu menjawab setiap persoalan dan pertanyaan yang diajukan baik oleh moderator, masyarakat, maupun rivalnya kala debat berlangsung.
Advertisement
“Kita melihat bahwa warga Jakarta itu sangat memandang pentingnya debat. Jadi dari awal pasangan nomor dua, Ahok dan Djarot sangat menghargai debat. Kalau ada debat selalu hadir,” kata Maruar di lokasi debat, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (12/4) lalu.
Maruar menilai masyarakat Jakarta merupakan masyarakat yang memiliki sifat rasional serta objektif. Sehingga, menurutnya, masyarakat dapat menilai dan membedakan pidato dan debat dari para calon cagub cawagub
DKI Jakarta. Karena debat akan menggali pemahaman orang secara mendalam. “
Dalam debat akan diuju mentalnya, akan diuji pemahaman detailnya, datanya,” ujarnya.
Dalam semua debat, termasuk debat terakhir kemarin, Maruar melihat perspektif yang didapatkan dari publik kepada Ahok dan Djarot merupakan hal yang positif. Artinya, lanjut Maruar, debat itu memberikan impilkasi tambahan elektoral kepada Ahok dan Djarot.
“Beberapa kali jelas terkonfirmasi bahwa perspektif yang kami dapatkan dari publik adalah positif kepada Ahok-Djarot. Artinya, debat itu memberikan implikasi tambahan elektoral kepada keduanya. Karena dianggap mereka mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan data dan fakta. Dan kinerjanya terbukti selama ini,” jelasnya.
Dengan mengadakan debat yang melibatkan masyarakat, Maruar berujar pihaknya merasa senang, lantaran calon kepala daerah dapat lebih dekat dengan warganya. Karena dalam debat seperti ini, calon kepala daerah diuji mentalnya untuk menjawab setiap persoalan yang diajukan dan dialami warganya.
“Rakyat terlibat, masyarakat terlibat. Jangan sampai pemimpin itu tidak bersentuhan, benang merah yang menyambung antara apa yang dia kerjakan, apa yang dia putuskan dalam APBD DKI dengan kemauan rakyat. Ingat, rakyat itu adalah tuan. Gubernur dan wakil gubernu adalah pelayan,” paparnya.
(*)