Liputan6.com, Jakarta Parade militer besar-besaran digelar di jantung Kota Pyongyang, Korea Utara, Sabtu, 15 April 2017. Perhelatan tersebut diyakini akan jadi ajang pamer persenjataan terbaru rezim Kom Jong-un.
Seperti dikutip dari CNN, tayangan televisi Korut menampilkan ribuan tentara berbaris dalam formasi rapi, tank-tank yang melaju lambat di atas aspal, balon-balon dan umbul-umbul yang menyemarakkan suasana, juga kerumunan warga yang antusias.
Sang pemimpin tertinggi (supreme leader) Kim Jong-un terlihat bertepuk tangan dan tersenyum dari tempat khusus yang disiapkan untuknya.
Di tengah parade, ribuan tentara kemudian berseru ke arahnya. "Kami rela mati demi Anda!"
Wartawan CNN, Will Ripley, yang meliput langsung parade tersebut melaporkan, untuk warga Korut, 15 April adalah tanggal yang sangat penting. Ini adalah peringatan kelahiran sang pendiri negara Kim Il-sung -- kakek Kim Jong-un.
Baca Juga
Advertisement
Kim Il-sung meninggal dunia pada 1994 pada usia 82 setelah memimpin negaranya, Korut, sejak didirikan pada 1948 hingga kematiannya.
Ia kemudian mewariskan kekuasaan ke putranya, Kim Jong-il, yang kemudian meneruskan takhta ke Kim Jong-un.
Peringatan hari lahir sang "presiden abadi" tahun ini dirayakan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, terutama setelah armada tempur Amerika Serikat dikirim ke sana.
Di sisi lain, Pyongyang diperkirakan akan kembali melakukan uji nuklir yang dikecam dunia. Sebelumnya, dalam pesan tahun barunya, Kim Jong-un mengumumkan negaranya kian dekat untuk melakukan uji rudal balistik antar-benua.
Perang Menjelang?
Pyongyang sejauh ini telah melakukan sejumlah uji coba misil. Beberapa di antaranya jatuh ke laut yang jaraknya kurang dari 200 mil dari perairan Jepang.
Menanggapi keputusan pemerintah Donald Trump, media Korut memperingatkan, mereka akan membalas, "tindakan agresi yang sembrono dari AS."
Sementara itu, Presiden Trump telah mendiskusikan soal Korut bersama koleganya, Presiden China Xi Jinping. Pertama di resor Mar-a-Lago tempat keduanya bertemu.
Pembicaraan kedua dilakukan lewat telepon Selasa lalu. "Korea Utara sedang mencari masalah. Jika China memutuskan untuk membantu, itu akan luar biasa. Jika tidak, kita akan menyelesaikan masalah ini tanpa mereka! U.S.A," tulis Trump di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump pada 11 April 2017.