Liputan6.com, Jambi - Jalur lintasan offroad, begitulah sebutan yang disematkan sebagian warga Jambi saat menyebut nama jalan menuju daerah Sungai Bahar di Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.
Padahal, jalan yang rusak itu merupakan akses satu-satunya yang digunakan warga menuju ibu kota Kabupaten Muarojambi maupun menuju Kota Jambi. Sebagian besar jalur utamanya bisa di bilang tak layak disebut sebagai jalan.
Advertisement
Derita warga Sungai Bahar makin bertambah karena mereka kesulitan untuk mengangkut hasil bumi, terutama saat panen kelapa sawit tiba.
"Dari zaman saya besar di Sungai Bahar dulu. Sudah 12 tahun lebih kondisinya masih seperti itu," ujar Azim, salah seorang warga Sungai Bahar saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu sore, (15/4/2017).
Ia mengatakan, di saat musim hujan, jalanan berubah bagaikan lintasan offroad, becek dan berlumpur. Kondisi ini menyebabkan banyak kendaraan baik sepeda motor maupun mobil pengangkut hasil bumi kerap terjatuh dan terguling.
Bahkan, pada November 2016 lalu, sejumlah postingan foto akan kondisi jalan di Sungai Bahar sempat menjadi viral di Jambi. Sementara saat musim kemarau tiba, jalan berubah menjadi kelam berdebu karena sebagian memang belum di aspal.
Daerah Kaya
Sungai Bahar merupakan daerah kecamatan di Kabupaten Muarojambi yang dikenal kaya akan sumber daya perkebunan, khususnya sawit. Daerah ini bisa dibilang sebagai salah satu daerah sukses akan program transmigrasi di Provinsi Jambi dan menjadi lumbung utama produksi sawit petani Jambi.
Sayangnya, kemajuan ekonomi warga Sungai Bahar ini belum ditunjang dengan kemajuan infrastruktur.
Hal ini sebelumnya juga diakui oleh Gubernur Jambi, Zumi Zola. Mantan artis dan pesinetron ini mengatakan, jalan di Sungai Bahar mengular sepanjang 100 kilometer. Belum lagi jalan yang berstatus jalan kabupaten maupun nasional.
Ia menjelaskan, pada 2016, Pemprov Jambi menganggarkan Rp 17 Miliar untuk pembangunan jalan Sungai Bahar. Jumlah itu akan kembali dianggarkan pada 2017 ini.
Selain di Sungai Bahar, ada sejumlah jalan lain di Jambi yang kondisinya hampir sama. Seperti di Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi, daerah Padang Lamo, Kabupaten Tebo serta jalan menuju Kabupaten Kerinci.
"Saya ingin pembangunan jalan ini merata tidak satu daerah saja. Mungkin ada yang belum dibangun, namun sedang menuju ke sana. Masyarakat harus sabar," ucap Zola.