Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, 18 tahun silam, tepatnya 17 April 1999, London diguncang teror bom paku.
Bom paku meledak di bagian luar supermarket Iceland, Brixton di London Selatan. Sedikitnya 45 orang terluka, termasuk seorang bayi berusia 1 bulan.
Advertisement
Bayi nahas tersebut terluka parah di bagian kepala, karena ada paku yang menancap di bagian otak. Balita itu dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan intensif.
Bom paku diketahui diletakkan di dalam tas. Awalnya, seorang pemilik supermarket George Jones menemukan tas tersebut.
Ketika ia buka, ternyata isinya adalah perangkat ledak, selotip dan paku. Ia bergegas meletakkan tas horor itu di tempat aman dan menelepon polisi. Namun bom terburu meledak.
"Aku buka tas dan kutemukan perangkat ledak tersebut," ungkap Jones. "Aku baru mau menelepon polisi, tapi bom sudah meledak."
Jones terluka parah akibat terkena ledakan bom. Beberapa paku menancap di kakinya. Tapi akhirnya ia selamat. Demikian seperti dimuat laman histori BBC on This Day.
Saksi mata lain, Jools Thomas menuturkan, rekannya yang merupakan seorang perawat, juga terluka akibat ledakan. "Paku menancap di kepala dan dadanya tepat di bagian paru-paru."
Menteri Dalam Negeri Inggris Jack Straw mengutuk serangan teroris tersebut sebagai "tindakan terkutuk dan tak berperikemanusiaan". Polisi dan ahli ledakan bom diterjunkan untuk melakukan penyelidikan.
Sementara Scotland Yard mengaku tidak menerima laporan peringatan dari pihak intelijen sebelum ledakan di luar supermarket Islandia itu.
Walau polisi mengaku belum menemukan motif peledakan, mereka menolak mengaitkan teror ini dengan kelompok paramiliter Irlandia Utara. Namun aktivis kulit hitam Lee Jasper menduga kuat bahwa ledakan ini dilakukan kelompok ekstremis sayap kanan.
Brixton merupakan tempat tinggal etnis minoritas dan pusat kebudayaan kulit hitam di London.
Sekitar 2 minggu kemudian, teror bom kembali terjadi di London. 30 April 1999, bar kaum LGBT di pub Admiral Duncan, Jalan Old Compton, Soho, Ibu Kota London, Inggris diguncang bom hingga bar tersebut meledak. Serangan terhadap kaum LGBT itu menewaskan dua orang dan melukai 81 lainnya. Di antara korban selamat, 13 orang luka serius.
Polisi Inggris pada akhirnya berhasil menangkap pelaku. Dia adalah seorang ekstremis sayap kanan, David Copeland. Pada Juni 2000, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sejarah lain mencatat pada 17 April 1996 terjadi Pembantaian Eldorado dos Carajas, di mana polisi militer Brasil menembaki petani yang tengah berdemonstrasi, mengakibatkan 19 orang tewas dan 60 orang luka berat. Hari ini kemudian diperingati sebagai Hari Perjuangan Tani Internasional.