Prajurit TNI Tertembak di Puncak Jaya Dirawat di Jayapura

Sebelumnya, dua anggota TNI dari Yonif 751, sekitar pukul 14.00 WIT, Kamis 13 April 2017, ditembak kelompok sipil bersenjata.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Apr 2017, 13:45 WIB
Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dua prajurit Yonif 751/Raider yang menjadi korban penembakan di Kabupaten Puncak Jaya, Kamis 13 April 2017. Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian mengatakan kedua prajurit itu tengah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Marthen Indey, Kota Jayapura.

"Hanya keserempet saja, ada di RS Marthen Indey, kan kemarin langsung saya lihat dan sudah ditangani tim dokter," kata Hinsa di Jayapura, Sabtu 15 April 2017.

Antara melansir, Hinsa belum bisa memastikan pelaku. Dia pun enggan menebak kelompok mana pelaku penembakan tersebut. Terlebih, setelah menyerang dua prajurit, pelaku langsung melarikan diri.

"Kami tahu ada kelompok sipil bersenjata di sana, tapi kami tetap laksanakan pendekatan. Kami lebih mengedepankan mendorong kepolisian untuk proses ini dan bantu polisi lakukan penegakkan hukum," ujar Hinsa.

Lalu, apakah penembakan tersebut ada hubungannya dengan situasi politik di Puncak Jaya yang sedang lakukan pemilihan kepala daerah? Pangdam pun tidak ingin mengaitkan penembakan prajurit dengan hal tersebut.

"Kami belum lihat itu, tapi kami waspadai. Kejadian ini kan dulu pernah terjadi, kalau sifatnya seperti ini kan gerilya, susah dan kami tidak bisa mengeneralsiasi tapi tetap dianalisis. Kami tidak ingin mengkaitkan dengan pihak tertentu yang bisa merugikan," tutur Hinsa.

TNI, kata Pangdam, selalu bersikap netral dan tidak memihak kepada siapapun sebagaimana perintah undang-undang dan atensi pimpinan.

Selain itu, pascapenembakan Pangdam Cenderawasih tidak akan menambah pasukan untuk pengamanan pemungutan suara ulang Pilkada Puncak Jaya yang akan digelar dalam waktu dekat.

"Kami ada pasukan di sana yang sudah tergelar. Sudah ada kodim, koramil dan pamrahwan. Kalau penyerangan kemarin itu lebih kepada tindakan kriminal," kata Hinsa.

Sebelumnya, dua anggota TNI dari Yonif 751, sekitar pukul 14.00 WIT, Kamis 13 April 2017, ditembak kelompok sipil bersenjata (KSB) di kawasan Pintu Angin, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Kedua anggota TNI itu adalah Serda Matroji dan Prada Kamandanu yang mengalami luka di bagian pantat dan lutut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya