Pasukan Ungu, Bantu Lansia Pikun yang Tersesat di Ibu Kota

Salah satu bentuk nyata Jakarta Ramah Lansia adalah hadirnya pasukan ungu.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Apr 2017, 13:00 WIB
Pasukan Ungu Pemprov DKI Jakarta. (Liputan6.com/Delvira Cherani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu bentuk nyata Jakarta Ramah Lansia--yang dideklarasikan di masa kepempinan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok--adalah hadirnya Pasukan Ungu di 2016.

Pasukan yang terdiri atas Petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Jakarta, serta relawan Alzheimer Indonesia ini membantu para lansia pikun yang tersesat dan lupa jalan pulang agar bisa kembali ke rumah.

"Kita sering lihat ada orang tua di jalan, lupa namanya, lupa rumahnya di mana. Nah, salah satu tugas Pasukan Ungu membantu mereka menemui keluarga," kata salah satu relawan Alzheimer Indonesia yang juga Pasukan Ungu, Dian, saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Senin (17/4/2017).

Salah satu kasus yang Dian ingat ketika ada nenek-nenek sekitar 70-an tahun yang kebingungan di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ada orang yang menggunggah foto nenek tersebut ke Twitter. Tidak lama kemudian salah satu petugas P3S segera menjemput nenek tersebut.

"Sama Pasukan Ungu dari P3S ini, sang nenek ini dibawa ke kantor polisi terdekat. Ditemani juga sama Pasukan Ungu, kemudian disebar ke media sosial. Lalu, ada salah satu keluarga datang ke kantor polisi. Dia bilang kalau nenek ini memang sudah sering hilang," cerita Dian.

Selain siap sedia mendampingi lansia pikun yang tersesat, Pasukan Ungu juga bertugas memberikan edukasi kepada warga tentang ciri-ciri orang tua yang pikun lalu bagaimana cara menghadapi orang seperti ini.

"Misalnya ada laporan di suatu daerah ada orang tua yang pikun, tapi mendapat abuse. Tugas Pasukan Ungu juga memberikan sosialisasi kepada lingkungan di sekitarnya bahwa dia bukan gila atau kesurupan, tapi sakit," ujar Dian.

Kini jumlah Pasukan Ungu yang tersebar di DKI Jakarta sekitar seribu orang. Mereka terdiri dari 481 dokter dan pasukannya (perawat dan bidan), 500-an petugas P3S, serta 100-an relawan Alzheimer Indonesia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya