Liputan6.com, Jakarta - Keadaan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang dirawat di Singapura akibat serangan air keras di wajah dan matanya, semakin membaik. Proses pengrusakan sel di mata Novel akibat siraman air keras sudah berhenti.
"Pertumbuhan jaringan selaput mata di bagian putih sudah terlihat, meski lamban. Karena pertumbuhan terjadi, dokter menyimpulkan selaput mata putih Novel tidak perlu dioperasi," tutur Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan, Senin (17/4/2017).
Advertisement
Kendati begitu, Febri mengungkapkan bagian kornea mata atau bagian selaput hitam mata Novel hingga kini belum ada pertumbuhan. Pihak dokter pun akan melihat perkembangan kornea mata Novel dalam waktu sepekan.
"Setiap hari (kornea mata Novel) diamati, operasi kornea hitam belum diputuskan, akan dilihat dalam waktu seminggu ini," jelas dia.
"Jika operasi dilakukan nanti, kemungkinan pakai donor kornea dari keluarga dan pihak lain," sambung Febri.
KPK menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas dukungan dan doa kepada lembaga antikorpsi itu terkait penyerangan Novel Baswedan.
"KPK mengucapkan terima kasih atas begitu banyak dukungan doa dari masyarakat. Terima kasih buat pemerintah yang menyatakan concern kepada hal ini dan tanggungan biaya pengubatan. KPK akan kerja maksimal dalam penangan kasus e-ktp dan kasus lain," Febri menandaskan.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan mendapatkan teror serangan air keras ke wajahnya usai salat Subuh di masjid dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa, 11 April 2017. Pelaku diduga berjumlah dua orang dan mengendarai sepeda motor.