Kredit Mobil Makin Sulit, Ini Respon Daihatsu

Salah satu penyebab utama penurunan penjualan selama tiga bulan di awal 2017, karena leasing lebih selektif Non Perfoming Loan (NPL).

oleh Herdi Muhardi diperbarui 19 Apr 2017, 06:09 WIB
Model berfoto saat peluncuran mobil Toyota Calya dan Daihatsu Sigra di pabrik PT Astra Daihatsu Motor, Karawang, Jawa Barat, (2/8). Kolaborasi Toyota dan Daihatsu yang telah menghasilkan produk Avanza-Xenia dan Rush-Terios. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis penjualan otomotif selama Januari-Maret 2017 mencapai 283.245 unit. Angka ini naik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu ‎sebesar 267.302 unit.

Namun demikian, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra menyatakan, kenaikan tersebut merupakan penjualan wholesales (pabrik ke dealer). Sebaliknya, penjualan retailsales (‎dealer ke konsumen) mengalami penurunan sebesar lima persen.

Amel mengaku, salah satu penyebab utama penurunan penjualan selama tiga bulan di awal 2017, sebab leasing atau lembaga pembiayaan lebih selektif karena Non Perfoming Loan atau kredit macet tinggi.

"Kami dari Daihatsu, 80 persen penjualannya melalui kredit. Tapi karena terjadi NPL, leasing company jadi lebih berhati-hati saat memberikan ajuan kredit. Dan impact-nya terjadi pada pasar otomotif. Karena 70 persennya orang beli mobil kredit,"ucap Amelia baru-baru ini.

Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan penjualan Daihatsu. Termasuk menjalin kerja sama dengan pihak leasing untuk mencari costumer sesuai dengan ekspetasi perusahaan pembiayaan.

Pasalnya, tahun lalu penjualan meningkat berkat ajuan ‎uang muka atau Down Payment (DP) relatif rendah.

"‎Tapi kalau sekarang tidak boleh sama sekali. Jadi karena DP naik cukup besar dari tahun lalu, jadi banyak customer tidak bisa memenuhi dan dianggap leasing tidak qualified, walaupun customer ingin beli mobil karena kredit," ujarnya

‎Menurut Amel, saat ini kenaikan untuk DP secara umum telah naik antara 30-40 persen dibandingkan tahun lalu.

"Kalau secara SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) kami memiliki SPK yang baik. Kami lebih dari 19 ribuan. Tapi, realisasinya retail kita hanya 15 ribuan unit atau tepatnya 15.431 unit. Tentu saja kami akan berusaha maksimal tetapi persetujuan untuk kredit datang dari leasing company," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya