Liputan6.com, New York - Wall Street kembali bangkit pada penutupan perdagangan Senin setelah pada sesi sebelumnya indeks S&P 500 ditutup di level terendah dalam dua bulan. Penguatan Bursa AS terdorong saham bank dan teknologi yang baru-baru ini sempat melemah.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 183,67 poin atau 0,9 persen ke posisi 20.636,92. Sementara indeks S&P 500 naik 20,06 poin atau 0,86 persen menjadi 2.349,01 dan Nasdaq Composite bertambah 51,64 poin atau 0,89 persen ke level 5.856,79 poin.
Saham mengalami rebound setelah investor, pada pekan lalu mencari aset yang lebih aman seiring ketegangan geopolitik, terutama dari Suriah dan Korea Utara.
Baca Juga
Advertisement
"Pasar mulai keluar karena kami melalui akhir pekan tanpa gejolak global yang signifikan," kata Peter Tuz, Presiden Chase Investment Counsel di Charlottesville, Virginia.
Kini fokus pasar bergeser dari ketegangan geopolitik ke pendapatan perusahaan, seperti Goldman Sachs, General Electric dan Johnson & Johnson yang dijadwalkan akan merilis hasil keuangannya pada akhir pekan ini.
Sektor teknologi pada indeks S&P 500 ditutup naik untuk pertama kalinya dalam 11 sesi. Demikian pula sektor saham keuangan naik untuk kedua kalinya pada periode yang sama.
Volume perdagangan saham kali ini adalah yang paling ringan untuk satu sesi sepanjang tahun ini. Keuntungan pada indeks S&P 500 diperkirakan meningkat 10,4 persen pada kuartal terakhir.
Adapun saham yang naik pada indeks S&P 500, antara lain milik Netflix (NFLX.O) yang dilaporkan naik 3,0 persen menjadi US$ 147,25 selama sesi reguler namun turun 2,1 persen setelah penutupan.
Kemudian saham milik Amazon (AMZN.O) membukukan kenaikan terbesar, naik 2,0 persen menjadi US$ 901,99 setelah Credit Suisse menaikkan target harga menjadi US$ 1.050 dari US$ 900.
Credit Suisse juga menaikkan target harga pada Boeing (BA.N), yang membuat saham pembuat pesawat terbang ini naik 1,9 persen menjadi US$ 179,02.
Tuz mengatakan, pendapatan bank yang menguat pekan lalu juga mendukung investor, dan saham terkait harapan bahwa laba keseluruhan perusahaan dalam indeks S & P 500 akan menguat.
Meskipun fokus pasar beralih pada pendapatan perusahaan di kuartal III, namun pasar juga masih mencermati kondisi geopolitik dunia, seperti Korea Utara dan Suriah.
Terdapat sekitar 5,31 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,4 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.