Satelit Murah Picu Ancaman Tabrakan di Luar Bumi

Ilmuwan memperingatkan bahwa peluncuran ribuan satelit komunikasi dapat memicu adanya tabrakan dan sampah angkasa luar di orbit Bumi.

oleh Citra Dewi diperbarui 18 Apr 2017, 18:20 WIB
Ilustrasi sampah antariksa di orbit Bumi (NASA)

Liputan6.com, Southampton - Ilmuwan memperingatkan bahwa peluncuran ribuan satelit komunikasi dapat memicu adanya tabrakan dan sampah antariksa di orbit Bumi.

Hal tersebut menyusul menurunnya biaya pembuatan satelit, yang diperkirakan memicu peluncuran ratusan atau ribuan benda tersebut ke angkasa luar pada tahun depan. Hal tersebut meningkatkan jumlah satelit aktif di antariksa, dengan jumlah saat ini sebanyak 1.300 buah.

Seorang dosen senior teknik dirgantara di University of Southampton, Dr. Hugh Lewis, telah memperingatkan soal tabrakan antar satelit. Melalui sebuah simulasi komputer, satelit dalam jumlah banyak membuat insiden meningkat 50 persen.

Menurutnya, hal tersebut juga meningkatkan jumlah sampah antariksa di orbit Bumi yang memicu lebih banyak tabrakan.

"Telah terdapat pergeseran paradigma dalam pembuatan satelit. Biaya membuat sebuah satelit komunikasi bisa mencapai ratusan ribu pound stering. Namun dengan memproduksi dalam jumlah banyak, harganya akan jauh lebih murah," kata Lewis seperti dikutip dari Independent, Selasa (18/4/2017).

"Kumpulan satelit dengan jumlah yang belum pernah ada sebelumnya dijadwalkan akan diluncurkan pada tahun depan -- dan kumpulan satelit yang diluncurkan tanpa pertimbangan matang akan menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan antariksa karena peningkatan tabrakan mungkin terjadi," jelad dia.

Studi Lewis yang didanai oleh European Space Agency, juga membuat sejumlah panduan untuk mencegah tabrakan satelit.

Cara mencegahnya adalah dengan menurunkan waktu yang dihabiskan di orbit rendah setelah misi selesai, membuat ukuran satelit menjadi lebih kecil dan ringan, menambahkan sistem penggerak, dan mengerahkan misi untuk mengambl satelit yang rusak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya