Induksi Laktasi, Ibu Bisa Menyusui Bayi Adopsi

Wanita yang memiliki anak melalui adopsi atau ibu pengganti tampaknya mustahil menyusui bayi mereka. Benarkah demikian?

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 18 Apr 2017, 18:23 WIB
Benarkah Menyusui Tingkatkan Risiko Osteoporosis?

Liputan6.com, Jakarta Menyusui memiliki sejumlah manfaat kesehatan tak hanya bagi bayi, melainkan juga sang ibu. Berkat ASI, anak jadi memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik dan risiko ibu terkena penyakit seperti diabetes tipe 2 berkurang dan lebih mudah menurunkan berat badan.

Namun anugerah ini tampaknya hanya bisa dirasakan oleh para ibu yang mengandung dan melahirkan anak mereka sendiri. Wanita yang memiliki anak melalui adopsi atau ibu pengganti tampaknya mustahil menyusui bayi mereka. Benarkah demikian?

Menurut Elizabeth LaFleur, R.N, di laman Mayo Clinic, menyusui tanpa hamil sebelumnya mungkin saja. Hal itu disebut dengan induksi laktasi. Umumnya produksi ASI dipicu oleh tiga hormon, estrogen, progesteron, serta HPL (human placental lactogen) selama bulan-bulan terakhir kehamilan. Setelah melahirkan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis dan hormon prolaktin meningkat serta mempersiapkan untuk proses menyusui.

Keberhasilan induksi laktasi tergantung pada seberapa sukses Anda meniru proses persiapan menyusui tersebut. Menurut laman Nursing Nurture, mengonsumsi pil KB dengan estrogen dan progesteron serta dan melewatkannya seminggu sekali setiap bulan, hormon tubuh akan menyerupai mereka yang tengah mengandung. Ibu juga bisa megonsumsi herbal yang bisa menambah produksi air susu.

Bila Anda memiliki jeda waktu yang cukup, misalnya dua bulan, sebelum mengadopsi bayi, LaFleur menyarankan untuk menghentikan terapi hormon dan mulai memompa payudara dengan pompa ASI elektrik standar rumah sakit. Ini akan mendorong produksi sekaligus pelepasan prolaktin. Namun bila waktu Anda terbatas, alih-alih menyarankan terapi hormon, dokter Anda akan menyarankan pengobatan lain untuk menginduksi laktasi. Meski begitu, memompa payudara tetap penting dilakukan.

Mengutip laman Nursing Nurture, ada banyak teknik yang bisa dilakukan untuk membantu induksi laktasi dan produksi air susu tetap berjalan.

1. Lakukan stimulasi pada kedua payudara selama setidaknya lebih dari 100 menit per hari. Anda bisa mengawalinya dengan sesi singkat, semisal 5 menit, dan meningkatkan durasinya hingga 15-20 menit untuk setiap payudara sebanyak 8 hingga 12 kali sehari. Termasuk satu kali di malam hari.

Semakin sering payudara distimulasi, semakin cepat proses produksi ASI. Bayi baru lahir rata-rata menyusu setiap dua jam sekali, sebanyak 10-12 kali per hari.

2. Keluarnya ASI bisa dilatih dengan cara memikirkan tentang bayi Anda, menyusui, atau memompa ASI, mendengarkan musik yang menenangkan, mendengar tangisan bayi, dan lainnya. Semua hal itu bisa membantu stimulasi produksi susu. Sebaliknya, stres bisa mengganggu hormon dan berdampak pada keluarnya ASI.

3. Mengonsumsi obat-obatan atau suplemen herbal yang menambah produksi ASI juga bisa Anda lakukan. Makan oatmeal beberapa kali seminggu atau setiap hari pun bisa menambah suplai ASI.

4. Akupunktur juga bisa meningkatkan suplai ASI melalui sekresi hormon prolaktin.

5. Jangan abaikan juga support system di sekeliling Anda. Memiliki keluarga dan teman yang bisa menyemangati Anda sangatlah penting. Anda akan mengalami banyak tantangan sebagai ibu adopsi yang mengupayakan induksi laktasi. Mendapat dukungan dari orang-orang di sekitar dan bisa berbagi pengalaman akan sangat berharga bagi Anda.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya