Liputan6.com, Ventura - Pada Mei 1963, astronot NASA Gordon Cooper, memulai misi pemecah rekor. Itu adalah terakhir kalinya astronot Amerika diluncurkan ke angkasa luar seorang diri dalam sebuah misi.
Saat ia menyelsaikan orbitnya yang ke-22 di pesawat antariksa Mercury-Atlas 9, Cooper membuat penemuan yang ia sembunyikan selama lebih dari 40 tahun.
Advertisement
Selama melaksanakan misinya, Cooper melaksanakan 11 eksperimen. Namun bukan sebuah proyek yang direncanakan ketika dirinya menemukan hal yang mendorong adanya perburuan harta karun di Karibia.
Misi NASA yang dijalankan Cooper tersebut hanya berlangsung beberapa bulan setelah krisis rudal Kuba nyaris mendorong dunia ke jurang perang nuklir.
Di pesawat antariksanya, Cooper memiliki peralatan deteksi jarak jauh yang dirancang untuk membantunya mengidentifikasi situs nuklir rahasia di seluruh dunia.
Saat menjalankan misinya, Cooper melihat sejumlah anomali di perairan dangkal di sekitar Karibia Selatan.
Namun Cooper menilai bahwa apa yang ditemukannya tak cukup seignifikan untuk dianggap sebagai silo--konstruksi untuk menyimpan materi dalam jumlah besar. Ia menganggap bahwa hal tersebut adalah bangkai kapal.
Cooper kemudian mendeteksi lebih dari 100 anomali tersebut, memotretnya, dan menuliskan koordinatnya. Ia meyakini bahwa anomali yang terlihat seperti potongan gelap pada foto-fotonya, bisa saja merupakan bagian dari armada kapal Christopher Colombus yang hilang.
Dikutip dari News.com.au, Selasa (18/4/2017), astronot paling terkenal dari generasinya itu kemudian menghabiskan dua dekade untuk meneliti koordinat yang dicatatnya.
Ia diam-diam membuat peta yang diyakini bisa menunjukkan jalan terhadap harta karun bernilai miliaran dolar di bawah laut. Peta tersebut saat ini berpotensi memicu perburuan harta karun di Karibia dan diangkat menjadi dokumenter.
"Ini terdengar gila, tapi itu adalah peta harta karun dari angkasa luar," kata Darell Miklos kepada pembuat film Cooper's Treasure yang akan dirilis di Discovery Channel pada pekan ini di AS.
Miklos diwarisi peta dan penelitian luas yang dilakukan Cooper, sebelum astronot itu meninggal pada 2004.
"Saya pikir ia tahu bahwa kematiannya akan datang, jadi dia memberi saya informasi sebelum kematiannya dan berkata, 'Apa pun yang pernah terjadi padaku, pasti kamu menyelesaikannya," ujar Miklos.
Perburuan Harta Karun Dilanjutkan...
Setelah pensiun, Cooper mengalihkan perhatian ke peta harta karun rahasianya. Namun ia tak pernah mendapat kesempatan untuk memulai perburan dengan sungguh-sungguh.
Bagi Miklos, kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan Cooper adalah tentang menghormati memori dari sosok teman dan mentornya. Kepada Parade.com, Miklos dan krunya yang terdiri dari arkeolog dan peneliti, telah mulai pencarian yang berpotensi menguntungkan.
"Cooper mengidentifikasi wilayah yang menarik perhatiannya karena ia sadar bahwa kapal-kapal tertentu tentu tenggelam dengan muatan besar harta, dan wilayah itu lah yang menjadi fokus kita karena itu membuka mata orang-orang," kata Miklos.
"Semua orang akan mendengarkan ketika mereka menemukan sesuatu yang bernilai, dan ada banyak hal yang memungkinkan kita ke hal-hal bernilai sejarah besar," ujar dia.
Miklos lahir di keluarga yang berdedikasi pada perburuan harta karun dan menjadi bagian dari sejumlah penemuan kapal karam bersejarah pada 1960-an dan 1970-an.
Saat masih kanak-kanak, Miklos bergabung dengan ayahnya dalam ekspedisi mengungkap roket pendorong untuk Program Apollo NASA. Pada saat itu lah ia mendapat kesempatan yang membuatnya menjadi pemilik peta Cooper.
Pada 1978, ayah Miklos menjadi tamu di The Merv Griffin Show yang juga mengundang astronot NASA sebagai tamu. Miklos yang saat itu masih kanak-kanak, bertemu dengan Cooper. Tak disangka, beberapa tahun kemudian keduanya berada di kantor yang sama dan membangun ikatan erat.
"Dari pertengahan 1990-an hingga ia meninggal, kami selalu berbicara tentang harta karun, namun pada 2002 ia baru mengungkapkan kepadaku bahwa ia menyimpan dokumen itu selama beberapa dekade," kata Miklos.
"Saya merasa istimewa menjadi satu-satunya orang yang memiliki dokumen ini," imbuh dia.
Hanya dua tahun setelah membagi rahasianya, Cooper meninggal. Namun Miklos melanjutkan meneruskan pemetaan lokasi yang dilakukan sang astronot saat pertama kali ia temukan dari angkasa luar.
Pada 2014, Milos mendirikan Gemini Marine Exploration yang bertujuan untuk mencari lokasi, mengindentifikasi, dan menemukan kargo dan artefak kapal karam.
Advertisement