Liputan6.com, Jakarta - Jakarta menggelar pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) putaran kedua pada 19 April 2017, setelah tidak ada pasangan calon gubernur yang perolehan suaranya di atas 50 persen pada Pilkada DKI putaran pertama.
Pada Pilkada putaran pertama yang dilakukan 15 Februari 2017, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Agus Yudhoyono-Sylviana Murni mendapat 17.07 persen suara.
Advertisement
Sementara Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat mendapat 42.96 persen suara. Kemudian, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 39.97 persen suara.
Seperti Pilkada DKI putaran pertama, pesta demokrasi putaran kedua juga mendapat sorotan sejumlah media asing.
Media asal Inggris, BBC, menyoroti pertarungan sengit antara kedua pasangan calon gubernur dengan judul "Jakarta election: Tense run-off expected for governor post".
Di dalam artikelnya, BBC menulis "Pemilih di Jakarta memilih gubernur pada putaran kedua, yang disebut 'paling kotor dan memecah belah' di Indonesia."
"Berdasarkan jajak pendapat, pertarungan sengit terjadi antara gubernur pertahana Basuki Tjahaja Purnama, dan Anies Baswedan. Keamanan dijaga ketat di ibu kota Indonesia di tengah meningkatnya ketegangan rasial dan agama," demikian menurut laporan BBC.
Dengan judul "Ahok faces Baswedan in Jakarta runoff election", media Timur Tengah, Al Jazeera, menilai bahwa pilkada DKI merupakan ujian bagi demokrasi Indonesia yang masih muda dan toleransi antar umat beragama.
"Selama kampanye ini, tidak hanya politik dan kebijakan yang di bahas -- sebagian besar kampanye tentang identitas dan agama," tulis reporter Al Jazeera dari Jakarta.
Sementara itu Channel News Asia juga membahas pertarungan sengit dalam Pilkada DKI yang diwarnai dengan dugaan penistaan agama dengan judul "Millions head to the polls in Jakarta governor election".
"Pertarungan sudah menjadi hal signifikan karena politisi melihat jabatan itu sebagai batu loncatan untuk menjadi presiden pada 2019, namun keadaan menegang secara dramatis oleh kontroversi atas dugaan penistaan agama oleh Purnama."
Ketegangan dalam Pilkada DKI juga dibahas oleh media Australia, The Sydney Morning Herald, dengan judul "Religion politicised as tense Jakarta election goes down to the wire".
Sementara itu dengan judul, "Jakarta election: 64,000 police, soldiers deployed to prevent intimidation as voters head to polls", ABC menyoroti penjagaan ketat yang bertujuan untuk mengamankan Pilkada DKI putaran kedua.
"Dengan adanya potensi ancaman, lebih dari 64.000 polisi, tentara, dan petugas keamanan akan dikerahkan di seluruh ibu kota," tulis ABC.