Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2017 tercatat sebesar US$ 321,7 miliar atau tumbuh 2,7 persen (year on year atau yoy). ULN sektor publik US$ 162 miliar dan swasta tercatat US$ 159,7 miliar di periode Februari ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai kenaikan utang luar negeri tak terlepas dari besarnya kebutuhan Indonesia membangun infrastruktur. Dalam 5 tahun ke depan, anggaran pembangunan infrasruktur yang dibutuhkan sekitar Rp 4.900 triliun.
"Kita kan bangun infrastruktur banyak sekali, itupun sudah diusahakan mayoritas jangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tapi swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," kata dia usai pencoblosan di dekat kediamannya, Jakarta, Rabu (19/4/2017).
Meski sudah menggelontorkan APBN dalam jumlah besar, Darmin bilang, belum mencukupi kebutuhan anggaran untuk membangun infrastruktur. Bukan tanpa sebab, karena Indonesia sedang mengejar ketertinggalan itu.
Baca Juga
Advertisement
"Karena sudah puluhan tahun pembangunan infrastruktur praktis tidak jalan. Jalan sih tapi sangat lambat, tidak memadai. Akibatnya ekonomi rakyat tidak bergerak. Jadi apa boleh buat (utang) karena pembangunan infrastruktur perlu biaya, tapi sekali investasi bisa dipakai 20-30 tahun," Darmin menerangkan.
Untuk diketahui, utang luar negeri Indonesia di Februari sebesar US$ 321,7 miliar tercatat mengalami pertumbuhan 2,7 persen (Yoy). Namun melambat dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2017 sebesar 3,6 persen (yoy).
"Berdasarkan kelompok peminjam, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh ULN sektor publik yang tumbuh melambat, seiring dengan ULN sektor swasta yang tetap menurun," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara.
Utang luar negeri sektor publik tercatat sebesar US$ 162,0 miliar atau tumbuh 10,3 persen (yoy) pada Februari 2017, lebih rendah dari pertumbuhan di bulan sebelumnya yang sebesar 12,4 persen (yoy).
Sementara itu, posisi ULN sektor swasta pada Februari 2017 tercatat sebesar US$ 159,7 miliar atau turun 4,0 persen (yoy), sama dengan penurunan bulan sebelumnya.
BI memandang perkembangan utang luar negeri pada Februari 2017 tetap sehat, namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Bank Indonesia terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa utang luar negeri dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang berpotensi memengaruhi stabilitas makro ekonomi. (Fik/Gdn)