Perjalanan Anies Baswedan hingga Menuju Kursi DKI-1

Belum habis jabatannya, Anies direshuffle dari posisi menteri Jokowi. Dia lalu dipinang Prabowo menjadi Cagub DKI Jakarta.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 19 Apr 2017, 21:01 WIB
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil hitung cepat atau quick count beberapa lembaga survei menyatakan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno keluar sebagai pemenang di Pilkada DKI 2017.

Mayoritas lembaga survei menyatakan, pasangan Anies-Sandi mengungguli pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat dengan selisih suara sekitar 9 hingga 10 persen.

Kendati masih harus menunggu hasil perhitungan resmi KPU DKI, hampir dapat dipastikan, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno akan keluar sebagai pemenang di Pilkada DKI Jakarta.

Lalu, bagaimana perjalanan Anies Baswedan hingga akhirnya maju di Pilkada DKI 2017?

Anies dilahirkan di Yogyakarta, 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah Rasyid. Kedua orangtuanya berasal dari kalangan akademisi. Ayahnya merupakan dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia.

Sedangkan ibunya seorang guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Ia memulai pendidikan di TK Masjid Syuhada dan melanjutkan di SD Laboratori Yogyakarta. Kemudian ia bersekolah di SMP Negeri 5 Yogyakart dan selanjutnya di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Ia pernah dinobatkan menjadi Ketua OSIS se-Indonesia pada 1987.

Di sela pendidikannya di tingkat SMA, Anies terpilih mengikuti program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat. Hal tersebut yang membuat Anies terlambat lulus SMA.

Anies pun sempat terjun ke dunia jurnalistik setelah lulus dari SMA, dengan bergabung ke TVRI Yogyakarta. Ia melanjutkan pendidikan strata 1 di Fakultas Ekonomi, UGM. Selama kuliah di UGM, Anies aktif di berbagai organisasi, salah satunya di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Tokoh Muslim Dunia

Pendidikan Anies berlanjut ke luar negeri setelah mendapatkan beasiswa kuliah musim panas dalam bidang kajian Asia di Sophia University, Tokyo, setelah memenangkan lomba menulis mengenai lingkungan.

Anies kemudian melanjutkan pendidikan masternya di School of Public Affairs, University of Maryland, College Park pada tahun 1997 dalam bidang keamanan internasional dan kebijakan ekonomi. Berbagai pengalaman Anies di bidang akademik mengantarkannya menjadi Rektor Universitas Paramadina pada 15 Mei 2007.

Tahun 2010 menjadi tahun ketika nama Anies semakin dikenal publik, namanya tercatat menjadi satu dari 500 muslim berpengaruh di dunia oleh The Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania.

Anies juga terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang tahun 2013 lalu.

Nama Anies Baswedan dicantumkan bersama tokoh-tokoh dunia seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, dan Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband.


Dicopot Jokowi, Dipinang Prabowo

Prabowo Subianto dan pasangan Anies - Sandiaga

Karier politik Anies Baswedan dimulai saat dia memutuskan maju dalam konvensi calon presiden yag digelar Partai Demokrat. Dalam konvensi tersebut, Anies menempatkan pada posisi teratas sebagai calon presiden yang akan didukung Demokrat di Pilpres 2014.

Akan tetapi, Demokrat yang hanya memiliki 10 persen di pemilu legislatif, tak bisa mengusung calon sendiri. Demokrat kemudian memilih netral dengan tak mendukung pasangan mana pun di Pilpres.

Tak jadi maju dari Demokrat, Anies kemudian merapat ke Jokowi-Jusuf Kalla yang maju di Pilpres 2014. Anies pun kemudian ditunjuk juru bicara Jokowi-JK selama Pilpres 2014.

Pasangan Jokowi-JK pun akhirnya resmi dinyatakan sebagai pemenang Pilpres 2014 mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta. Jokowi-JK kemudian menjadikan Anies Baswedan sebagai Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Beberapa terobosan pun dilakukan selama ia menjabat Mendikbud, salah satunya status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang disematkan BPK kepada Kemendikbud. Anies juga menjadi penggagas gerakan mengantar anak di hari pertama masuk sekolah. 

Dua tahun lebih menjabat menteri, Jokowi mengeluarkan keputusan mengejutkan. Dia mendepak Anies sebagai Mendikbud.

Jokowi mereshuffle Anies dan menggantinya dengan mantan Rektor Universitas Muhammadiya Malang (UMM) Muhadjir Effendi pada Juli 2016.

Tak lama pascapengumuman reshuffle, nama Anies tiba-tiba muncul. Dia menjadi salah satu nama kuat yang akan diusung oleh Partai Gerindra dan PKS sebagai calon gubernur DKI Jakarta. 

Jumat, 23 Septeber 2016 malam. Anies pun resmi diusung oleh Partai Gerindra dan PKS. Dia maju sebagai calon gubernur bersama calon wakil gubernur Sandiaga Uno. 

Pasangan Anies- Sandiaga ini resmi menyandang nomor urut tiga di Pilkada DKI Jakarta. Pasangan ini kemudian lolos ke putaran kedua bersama pasangan calon nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, setelah mengalahkan pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya