Liputan6.com, Jakarta Hasil akhir hitung cepat Pilkada DKI 2017 putaran kedua telah selesai. Sejumlah survei hitung cepat menyatakan pasangan Anies-Sandi lebih unggul dibanding pasangan Ahok-Djarot.
Masing-masing pasangan calon pun diharapkan memberi kesan yang tegas bahwa apa yang terjadi pada masa kampanye merupakan bagian dari kampanye semata. Hubungan yang sempat merenggang di antara para pendukung bisa kembali normal seperti sedia kala.
"Kalau kemarin ada yang memakai taktik agama, tidak usah diperpanjang lagi. Biar risiko mereka yang menanggungnya. Urusan kita sebagai bernegara dan berbangsa adalah mencari sosok yang akan mengurus Jakarta lima tahun ke depan," kata Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Hamdi Muluk saat dihubungi Health Liputan6.com pada Rabu (19/4/2017)
Baca Juga
Advertisement
Hamdi pun mengimbau agar seluruh pendukung dan tim sukses masing-masing paslon mengubur semua hal yang pernah terjadi selama kampanye. Sekarang, tidak ada lagi 2 dan 3. "Lagipula, Pak Ahok masih melanjutkan pekerjaannya sampai Oktober. Beliau akan bekerja sekeras-kerasnya," katanya.
Begitu pun sakit hati akibat Pilkada DKI 2017. Jika ternyata jagoan kita kalah, terima kenyataan itu, dan kita sebagai masyarakat punya hak untuk menagih janji pasangan calon yang menang. "Kalau kata anak sekarang, Pilkada itu nggak usah dibaperin," kata Hamdi.
Memang, tak dapat dipungkiri, ada hal-hal yang semestinya tidak terjadi saat masa kampanye justru terjadi. Seperti mengaitkan urusan pemilihan gubernur dengan agama.
"Pak Presiden Joko Widodo kan pernah ngomong, tolong pisahkan urusan Pilkada dengan agama. Nggak usah bawa-bawa Tuhan. Apalagi sampai memberi cap "tak beriman" pada orang-orang yang ingin memilih paslon yang lain (Ahok dan Djarot). Namun, hal tersebut terlanjur diucapkan, membuat kita jadi tidak nyaman," kata Hamdi.
"Ini kan Pilkada. Kalau misalnya ada paslon yang ingin reklamasi dilanjutkan, sedangkan paslon yang lain ingin reklamasi harus dihentikan, ya sudah, itulah perbedaan. Jangan karena perbedaan, orang jadi dikafir-kafirin," kata Hamdi menyarankan.
Berdasarkan hasil hitung cepat Pilkada DKI 2017 yang dilakukan Voxpol Center Research and Consulting, pasangan Ahok-Djarot memperoleh suara sebesar 40,6 persen dan Anies-Sandi 59,4 persen.
Sedangkan lembaga hitung cepat Pilkada DKI 2017 SMRC, suara untuk Ahok-Djarot sebesar 41,9 persen dan Anies-Sandi 58,1 persen.