AS Uji Coba Sistem Pertahanan Anti-Misil Korut

Uji coba yang dijadwalkan dilaksanakan di wilayah Pasifik merupakan bagian program pertahanan misil balistik.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Apr 2017, 07:48 WIB
Kapal perang AS yang ada di Laut Mediterania, meluncurkan rudal Tomahawk ke pangkalan udara Suriah, Jumat (7/4). Serangan rudal ini sebagai respon atas serangan kimia di Idlib. (Mass Communication Specialist 3rd Class Ford Williams/U.S. Navy via AP)

Liputan6.com, Washington, DC - Pentagon rencananya akan menggelar uji coba pertahanan besar. Latihan ini ditujukan untuk menembak jatuh misil dari Korea Utara.

Uji coba yang dijadwalkan dilaksanakan di wilayah Pasifik merupakan bagian program pertahanan misil balistik. Selain Korut, program itu ditujukan untuk mencegah serangan Iran.

Sebelum uji coba tersebut, AS telah telah melakukan peningkatan kemampuan misil di beberapa kapal perang.

Misil versi baru tersebut, sudah pernah di uji coba. Improvisasi terlihat pada hulu ledak dan kekuatan ledakan.

Selain itu, seorang pejabat militer AS menyebut misil ini jangkauannya lebih panjang lagi. Bahkan, jika ditembakkan dari wilayah Pasifik bisa mencapai garis pantai Korut.

Program pengembangan misil dilakukan melalui kerja sama dengan Jepang. Uji coba tersebut pun sudah dijadwalkan pada akhir Mei 2017.

Rencana uji coba pertahanan ini tak sepenuhnya mendapat dukungan. Banjir kritik bahkan datang ke Pentagon saat mereka mengumumkan hal ini.

Beberapa kritikus menyebut, uji coba akan memperlihatkan betapa terbatasnya kemampuan sistem pertahanan yang dimiliki AS.

Bukan tanpa alasan keraguan dikeluarkan. Percobaan sistem misil merupakan program yang sudah dilancarkan selama satu dekade ini.

Sayangnya, tidak semua tes berjalan lancar. Hanya sebagian uji coba saja yang berhasil memuaskan.

Tak mau terus dikritik, dilansir dari CNN, Rabu (19/4/2017) Pentagon mengeluarkan pembelaan. Mereka menyatakan terus mencari teknologi yang tepat demi meminimalisir kesalahan.

Untuk uji coba terbaru, walau akan dilakukan di Samudera Pasifik, namun ada bagian kecil latihan pertahanan yang digelar di Pangkalan Udara di California.

Perseteruan AS dengan Korut saat ini tengah memanas. Pernyataan terkait hal tersebut beberapa kali terucap dari mulut Wakil Presiden Mike Pence.

"AS selalu menginginkan perdamaian tapi di bawah Presiden Donald Trump, perisai kami selalu berdiri teguh, pedang kami juga selalu siap siaga," sebut Pence seperti dari Presstv.

AS boleh saja, mengatakan siap menggunakan militer. Namun banyak yang percaya cara lebih ampuh adalah mendekati China.

Negeri Tirai Bambu dikenal sebagai sahabat kental Korut. Dipercaya, dengan mendekati China maka negara tersebut bisa menekan Korut untuk tidak kembali melakukan percobaan misil jarak jauh.

Menteri Pertahanan AS James Mattis memiliki pemikiran serupa. Dia mengatakan, solusi non-militer merupakan jalan keluar utama sementara ini.

"Kita tahu pemimpin Korut dengan ceroboh memprovokasi kami dengan cara meluncurkan misil," sebut Mattis.

"Itu sebenarnya bukan misil balistik antar negara, percobaan itu gagal, jadi dengan itu sudah terlihat kami telah bekerjasama erat bersama China," ungkapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya