Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) merilis kinerja keuangan kuartal I 2017. Tercatat perseroan mencatatkan laba bersih naik 63 persen dari Rp 3,11 triliun pada kuartal I 2016 menjadi Rp 5,08 triliun pada kuartal I 2017.
Laba bersih itu didorong dari pendapatan bersih naik 16 persen menjadi Rp 48,78 triliun pada kuartal I 2017. Beban pokok pendapatan naik 14,31 persen menjadi Rp 38,76 triliun. Laba bruto pun naik 25,57 persen ke level Rp 10,01 triliun pada kuartal I 2017.
Beban penjualan naik menjadi Rp 2,17 triliun pada kuartal I 2017. Perseroan juga mencatatkan kenaikan penghasilan bunga menjadi Rp 489 miliar. Bagian atas hasil bersih ventura bersama naik menjadi Rp 1,49 triliun pada kuartal I 2017.
Baca Juga
Advertisement
Dengan melihat kondisi itu, laba bersih per saham naik 63 persen menjadi Rp 126 pada kuartal I 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 77.
Pada kuartal I 2017, segmen otomotif grup Astra International mencapai pangsa pasar yang kuat untuk mobil dan motor. Penjualan mobil meningkat secara nasional sedangkan penjualan motor turun.
Kinerja segmen jasa keuangan meningkat ditandai dengan perolehan laba Bank Permata. PT Bank Permata Tbk catatkan laba bersih Rp 453 miliar pada kuartal I 2017 dibandingkan kerugian bersih sebesar Rp 376 miliar pada periode sama tahun 2016.
Sementara itu, kenaikan harga komoditas menghasiklan perbaikan divisi alat berat dan agribisnis.
Nilai kas bersih di luar grup jasa keuangan mencapai Rp 131 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan nilai kas bersih pada akhir 2016 sebesar Rp 6,2 triliun terutama disebabkan investasi jalan tol dan pembangkit listrik yang dilakukan pada kuartal I 2017.
Anak perusahaan grup segmen jasa keuangan mencatat uang bersih Rp 46,4 triliun dibandingkan dengan Rp 47,7 triliun pada akhir 2016.
"Sebagian besar bisnis grup Astra memiliki kinerja baik pada kuartal I 2017. Ke depan, grup Astra berharap mendapatkan manfaar dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan didukung oleh harga komoditas yang lebih tinggi, walaupun bisnis otomotif diperkirakan menghadapi persaingan harga lebih kompetitif," kata Direktur Utama PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto.