Liputan6.com, Jakarta - GetCRAFT, platform penyedia konten pemasaran merilis riset terbaru yang melaporkan perkembangan dunia digital dan konten pemasaran di Indonesia pada 2017. Riset berfokus pada tren perusahaan dengan aktivitas digital dan konten pemasaran sebagai strategi utamanya.
Salah satu temuan yang menarik adalah tren di mana media sosial (medsos) menjadi kanal pemasaran yang paling efektif, meski pada akhirnya perusahaan B2B (business-to-business) akan memprioritaskan strategi konten pemasaran pada tahun ini.
Baca Juga
Advertisement
"Riset kami mengungkap kebanyakan brand mengaku media sosial (berbayar dan organik) adalah salah satu jalur digital paling efektif untuk memasarkan sebuah produk,” kata pihak GetCRAFT sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip dalam keterangan resminya.
Dalam tabel grafis yang diperlihatkan, media sosial berada di posisi teratas dalam kategori jalur pemasaran digital yang dipilih oleh perusahaan.
Setelahnya, mereka memilih iklan di media sosial, jalur pemasaran berbayar, pemasaran lewat konten dan influencer, memasarkan produk lewat SEO (Search Engine Optimisation), konten bersponsor, pemasaran via email, display advertising, hingga webinar dan podcast.
Selain mengulas media sosial, GetCRAFT juga merilis riset seputar pelaku pemasaran di Indonesia. Diungkap, mereka mengeluarkan rata-rata 31,5 persen dari total dana untuk melakukan inisiatif digital. Jumlah yang dikeluarkan berkisar Rp 1,9 miliar per tahun.
Riset juga menyebutkan bahwa 55 persen pelaku pemasaran di Indonesia belum paham soal bagaimana pemasaran digital membantu usaha mereka. Isu utama yang dihadapi tak lain karena keterbatasan dana dan kesenjangan tenaga kerja.
Temuan lain yang tak kalah menariknya adalah bahwa kesempatan yang paling menjanjikan di bidang pemasaran adalah customer experience dan konten pemasaran. Tujuan konten pemasaran yang dilakukan perusahaan tak lain untuk meningkatkan brand awareness dan interaksi dengan audiens.
Lebih lanjut, jenis konten pemasaran yang paling efektif dilakukan adalah artikel tertulis dan video. Dan konten yang dieksekusi perusahaan B2B biasanya dilakukan secara in-house, sedangkan perusahaan B2C (business-to-consumer) lebih didukung agensi.
"Ketersediaan informasi data soal aktivitas digital dan konten pemasaran di Indonesia masih sangat sedikit. Ini menjadi tantangan tersendiri," kata Patrick Searle, co-founder dan Group CEO GetCRAFT.
"Kebanyakan masih harus berjuang dengan teknologi dan perkembangan industri. Kami percaya isu ini harus ditanggulangi. Karena itu, kami adakan riset pasar untuk mengoleksi data secara langsung dan organik dari pemain yang ada di lapangan. Kami berharap ini bisa mengisi kesenjangan yang ada di industri pemasaran digital," lanjutnya.
(Jek/Cas)