Liputan6.com, Batulicin - Balai Arkeologi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar penelitian prasejarah pada kawasan karst gua purba Liang Bangkai di Desa Dukuhrejo, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu. Gua Liang Bangkai dikenal dan diteliti oleh Balai Arkeologi sejak periode 2008.
Ketua Tim Balai Arkeologi Kalimantan Selatan Bambang Sugiyanto mengatakan, Gua Liang Bangkai sebenarnya sebuah ceruk yang mempunyai ruangan cukup luas. Berdasarkan hasil penelitian sejak periode 2008-2014 memperlihatkan bahwa Liang Bangkai ini dipergunakan sebagai situs hunian manusia prasejarah.
"Karakter hunian manusia prasejarah tersebut mengarah pada kegiatan perbengkelan atau pembuatan alat batu, yang dibuktikan dengan ditemukannya serpihan batu dan berbagai jenis alat batu prasejarah sebagai situs perbengkelan," ucap Bambang di Batulicin, ibu kota Kabupaten Tanah Bumbu, Rabu, 19 April 2017, dilansir Antara.
Baca Juga
Advertisement
Ia menjelaskan, situs Gua Liang Bangkai bukan satu-satunya situs prasejarah yang berada di Bukit Bangkai. Di situ terdapat sekitar 26 situs ceruk dan gua lainnya.
Selain artefak atau alat-alat yang dibuat manusia prasejarah di Gua Liang Bangkai juga ditemukan gambar-gambar pada dinding gua dengan warna hitam. Gambar-gambar ini juga ditemukan pada sebuah gua di wilayah Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru.
Penemuan ini menjadi dasar penelitian yang dilaksanakan pada 2017. Tema penelitian untuk mengetahui potensi hunian pada gua-gua yang ada gambarnya dan hubungannya dengan pola kehidupan pada gua-gua lainnya yang tidak ada gambarnya.
Saat ini tim peneliti Balai Arkeologi Kalimantan Selatan mencoba menggali atau ekskavasi pada dua situs, yaitu Liang Gambar dan Liang Panjang.
Liang gambar merupakan sebuah ceruk panjang yang berada pada Bukit Jago. Dan Bukit Jago itu sendiri berada di sebelah barat Bukit Bangkai atau tepatnya di seberang jalan menuju ke Bukit Bangkai. Pada Liang Gambar ditemukan dua buah gambar dengan warna hitam yang berupa gambar ayam jago dan sebuah gambar lainnya yang menyerupai perahu.
"Kami menyimpulkan bahwa dari hasil penelitian gua tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah sekitar 3.000 tahun Sebelum Masehi (SM) untuk tempat tinggal dengan ditemukannya artefak sisa makanan berupa cangkang kerang dan lukisan," sebut dia.
Dia berharap hasil dari penelitian di gua purba tersebut dapat dijadikan warisan dunia, sehingga mampu menarik para wisatawan dari domestik maupun mancanegara.