Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar China untuk Indonesia, Xie Feng, sambut 40 mahasiswa studi banding di kantor Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta pada Kamis, 20 April 2017. Program studi banding tersebut merupakan kerjasama antara Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI)--sebuah komunitas hubungan internasional--dengan Kedutaan Besar China untuk Indonesia dan pemerintah Provinsi Fujian, China, yang menjadi salah satu lokasi kegiatan pertukaran pelajar.
Program pertukaran tersebut dimulai sejak 11 April 2017 dan berlangsung selama 8 hari hingga 19 April 2017. Selama itu, 20 mahasiswa Indonesia diberangkatkan ke Fujian, China, untuk melakukan studi banding, bertemu dengan 20 mahasiswa Fujian lain untuk bertukar ilmu pengetahuan, dan merasakan langsung situasi politik serta praktik kebudayaan masyarakat Provinsi Fujian yang terkenal dengan keberagaman budayanya.
Advertisement
"Kita di sana banyak mengunjungi sejumlah universitas, perusahaan besar, dan ke tempat-tempat wisata budaya. Kita juga ada kegiatan diskusi dengan pemerintah Fujiannya. Di sana aku juga merasakan kondisi politik mereka yang sangat menggalakkan program jalur sutera maritim dan one belt-one road-nya mereka, nah hampir setiap pegawai negeri yang di sana sangat menekankan itu," ujar Cecep Hermawan, peserta studi banding dari Universitas Padjajaran.
"Dan yang menariknya buat aku, sejumlah temen-temen mahasiswa China yang ikut kita itu tidak terlalu banyak terlibat dengan kondisi politik negaranya, mereka cenderung lebih fokus ke pembangunan China sendiri," imbuh dia.
Selesai melaksanakan studi banding selama delapan hari di Fujian, kini giliran para mahasiswa China yang mengunjungi Indonesia dan didampingi oleh para mahasiswa asal Tanah Air. Studi banding di Indonesia juga akan berlangsung selama delapan hari, dari tanggal 20 April hingga 28 April 2017.
Mereka akan singgah di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Hingga berita ini diturunkan, para mahasiswa tersebut sedang melakukan lawatannya di Jakarta.
"Selama perjalanan ini, saya berharap kalian akan semakin memahami tentang sejarah dan budaya relasi pertemanan antara Provinsi Fujian dengan Indonesia. Kalian tentu banyak mendapatkan pelajaran dari kegiatan ini yang tidak pernah akan kalian dapatkan dengan hanya duduk di dalam kelas," ujar Duta Besar Xie Feng dalam pidato sambutannya.
Harapan saya, kalian dapat terus memupuk dan memelihara jalinan pertemanan yang telah kalian bangun serta bersama berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara keduanya," imbuh Dubes Xie Feng.
Kunjungan di Jakarta rencananya akan ditandai dengan lawatan ke sejumlah lembaga pemerintahan, seperti DPR RI, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Universitas Indonesia, dan Galeri Nasional.
"Dengan program ini, kami bisa mengetahui lebih banyak tentang Jakarta, lebih banyak tentang Indonesia. Dua hal itu sangat sedikit kami ketahui dan dapatkan dengan hanya belajar di kampus," ujar Howard, mahasiswa dari Fujian Agriculture and Forestry University.
Aku senang melihat teman-teman Indonesia, mereka enerjik, semangat, sangat ramah, dan nampak mudah bekerja sama, mereka sangat mudah bergaul. Kini pandanganku tentang Jakarta telah berubah tak seperti sebelum aku datang ke sini, Jakarta lebih maju dari yang kukira bahkan jika dibandingkan dengan Beijing," imbuh dia.
Para putra-putri terbaik dari kedua bangsa tersebut mewakili sejumlah universitas ternama, di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hassanudin, dan Universitas Udayana dari Indonesia, serta Fujian Agriculture and Forestry University, Fujian Normal University, National Huaqiao University, dan Fuzhou University dari Provinsi Fujian, Tiongkok.
Program kerjasama FPCI dan Kedutaan Besar China ini diharapkan akan menjadi ajang untuk mempererat hubungan Indonesia dengan China pada bidang pendidikan dan kebudayaan serta memperkaya perspektif bangsa Indonesia tentang dunia internasional.
"Kita ingin agar orang-orang Indonesia dapat melihat dunia secara cerdas, untuk memperkuat strategi internasional kita di masa mendatang, agar bangsa kita lebih kuat, lebih aman, makmur. Melalui program ini harapannya para pemuda-pemudi yang ikut dapat lebih memahami dunia," tutup Dino Patti Djalal, founder FPCI yang juga mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat.