AS: Hadapi Korut, Militer China Berada dalam Waspada Tinggi

Pasukan udara China dan kapal pembom berkemampuan peluncur misil, berada dalam 'kewaspadaan tinggi' atas ketegangan situasi di Korut.

oleh Citra Dewi diperbarui 21 Apr 2017, 12:00 WIB
Jet militer China (AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Pasukan udara China dan kapal pembom berkemampuan peluncur misil, berada dalam 'kewaspadaan tinggi'. Hal tersebut disampaikan oleh pejabat pertahanan Amerika Serikat, setelah Negeri Paman Sam melihat sejumlah bukti bahwa militer Tiongkok bersiap menghadapi situasi yang menegang di Korea Utara.

Ia juga menyebut bahwa AS melihat pesawat militer China dengan jumlah tak biasa, berada dalam kesiapan penuh. Langkah yang dilakukan China tersebut dinilai sebagai bagian upaya untuk mengurangi waktu bereaksi terhadap sejumlah kemungkinan tak terduga yang bisa dilakukan Korea Utara.

Kemungkian semacam itu bisa saja termasuk pecahnya perang bersenjata karena ketegangan di semenanjung telah meningkat atas meningkatnya sejumlah uji coba misil Korea Utara.

China telah lama mengkhawatirkan tentang adanya potensi ketidakstabilan di Korea Utara jika rezim Pyongyang ambruk. Mereka mengkhawatirkan adanya gelombang pengungsi yang masuk dan kemungkinan penyatuan kembali di bawah Pemerintah Korea Selatan.

Negeri Tirai Bambu itu juga menentang kehadiran militer AS di Korea Selatan. Selain itu mereka juga memprotes keputusan AS dan Korea Selatan dalam mengerahkan sistem pertahanan rudal THAAD.

Pejabat militer AS mengatakan bahwa Beijing berperan penting untuk memecahkan situasi di Korea Utara, mengingat hubungan ekonomi yang erat antara Korea Utara da China. Donald Trump baru-baru ini memuji Presiden China Xi Jinping atas usaha Tiongkok unuk mengekang Pyongyang.

Beberapa pejabat senior pemerintah mengatakan, China saat ini menjadi fokus strategi Trump atas Korea Utara.

"Tidak ada yang berpikir bahwa China akan menekan Korea Utara secara militer atau menumbangkan rezimnya, namun strategi dalam melihat China untuk menemukan solusi politik lebih dari yang lainnya," ujar seorang pejabat senior pemerintah seperti dikutip dari CNN, Jumat (21/4/2017).

Diperkirakan sekitar 85 persen perdagangan Korea Utara bergantung pada China. Dengan hubungan ekonomi yang sangat dekat, pejabat militer AS mengatakan, posisi Beijing sangat penting untuk memecahkan situasi Korea Utara.

Sementara itu Juru Bicara Kementerian Luar Nergir Tiongkok, Lu Kang, mengatakan bahwa Beijing sangat prihatin mengenai kegiatan nuklir dan rudal Korut. Ia juga memuji pendekatan Washington terhadap masalah ini.

"Pejabat Amerika membuat sejumlah pernyataan konstruktif...seperti menggunakan cara damai apa pun yang mungkin menyelesaikan masalah nuklir Semenanjung Korea. Ini merupakan arahan umum yang kami yakini benar dan harus dipatuhi.

Namun seorang pejabat administrasi senior memperingatkan bahwa strategi yang berpusat di China masih merupakan tahap awal dan masih banyak tahap lagi yang harus dilakukan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya