Bos BEI: Hasil Pilkada DKI Jakarta Tak Berdampak ke Pasar Modal

Kondisi fundamental dari emiten lebih berpengaruh ke pasar modal dari pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 21 Apr 2017, 11:48 WIB
Kondisi fundamental dari emiten lebih berpengaruh ke pasar modal dari pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Gubernur DKI Jakarta telah usai. Hasil perhitungan sementara menunjukan jika pasangan nomor urut 3 lebih unggul. Lantas, bagaimana pengaruhnya ke pasar modal?

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengatakan, secara historis kondisi politik tak terlalu berpengaruh ke pasar modal. Hal itu tercermin dari pemilihan umum yang berlangsung beberapa tahun terakhir.

"Pada dasarnya historically dari 2004, 2009, 2014, Pilkada pertama, kedua. Bursa tidak pernah terpengaruh oleh keadaan politik dalam negeri, historically dan sekarang terbukti lagi," kata dia di BEI Jakarta, Jumat (21/4/2017).

Tito mengatakan, hal tersebut terbukti pada perdagangan saham belakangan ini. Di mana, lanjut Tito, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung stabil. "Ya lancar saja, tidak naik juga, tidak turun juga sesuai dengan market yang ada," kata dia.

Menurut Tito, justru kondisi fundamental dari emiten lebih berpengaruh ke pasar modal dari pemilihan Gubernur DKI Jakarta. "Fundamental daripada hasil perseroan tahun 2016 lebih mrmpengaruhi bursa dibanding kejadian Pilkada," tandas dia.

Untuk diketahui, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI telah menyelesaikan hasil penghitungan suara atau real count Pilkada DKI 2017 putaran kedua pada pukul 20.55 WIB. Hasilnya, pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli pasangan nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat.

Berdasarkan data masuk dari 13.034 TPS atau 100 persen dari jumlah seluruh TPS, Ahok-Djarot meraih 42,05 persen atau 2.351.438 suara. Sedangkan pasangan Anies-Sandi meraup 57,95 persen atau 3.240.379 suara. (Amd/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya