Liputan6.com, Hainan - China meluncurkan pesawat luar angkasa kargo pertamanya pada Kamis, 20 April malam. Media pemerintah Xinhua menggambarkan hal tersebut sebagai "langkah penting bagi rencana China untuk memiliki stasiun ruang angkasa pada tahun 2020."
Mengutip CNN, Jumat (21/4/2017), Tianzhou-1 lepas landas dari Wenchang Space Launch Center di Provinsi Hainan, China Selatan, di jalur untuk berlabuh dengan laboratorium ruang angkasa Tiangong-2 yang mengorbit.
Advertisement
Peluncuran pesawat antariksa ini merupakan yang terbaru dari serangkaian pengumuman utama program luar angkasa China, yang merayakan misi antariksa terpanjang di bulan November.
"Secara keseluruhan, tujuan kami adalah membuat China berada di antara kekuatan ruang angkasa utama dunia sekitar tahun 2030," ujar wakil kepala National Space Administration, Wu Yanhua, dalam sebuah konferensi pers pada bulan Desember.
Xinhua melaporkan, Tianzhou-1 adalah roket berukuran sedang yang didorong oleh cairan oksigen dan minyak tanah. Roket ini dapat membawa pesawat ruang angkasa serta satelit dengan berat lebih dari enam ton.
"Unit itu akan bersandar dengan laboratorium ruang angkasa Tiangong-2 dan melakukan eksperimen sebelum kembali ke Bumi," demikian disampaikan media pemerintah.
China: Kami akan berada di Mars pada tahun 2020
Pemerintah China memiliki rencana ambisius untuk program antariksa.
Badan antariksa negara tersebut mengatakan bahwa pihaknya ingin mendarat di bulan pada 2018 dan di Mars pada 2020. Para pejabat juga telah membahas pengiriman robot luar angkasa ke Jupiter dan bulan-bulannya.
Pada pertengahan November 2016, dua astronaut China kembali ke Bumi setelah menghabiskan 30 hari di luar angkasa. Mereka tinggal dan bekerja di laboratorium ruang angkasa Tiangong-2 China. Itu adalah misi ruang angkasa terlama yang dilakukan negara tersebut.
Laboratorium itu sendiri merupakan percobaan untuk stasiun antariksa China di masa depan, yang menurut lembaga antariksa tersebut berharap dapat diluncurkan sebelum tahun 2024.
Sebelumnya, pada September 2016, China mengaktifkan teleskop terbesar di dunia, yang memiliki lebar 1.640 kaki (500 meter), untuk membantu pencarian potensi kehidupan di luar angkasa.