Liputan6.com, Jakarta - Menjadi sejahtera merupakan harapan penting para pensiunan dan calon pensiunan sejak dulu hingga sekarang. Bahkan saat ini warga Jakarta sedang heboh membicarakan program pensiun bagi para warga lansia di Jakarta. Kehebohan terjadi karena program baik diberikan oleh salah satu calon gubernur di menit-menit terakhir masa kampanye kemarin.
Para lansia yang seharusnya mendapatkan program kesejahteraan dari pemda sejak awal, namun beberapa waktu lalu menjadi sasaran kampanye calon gubernur untuk mendulang suara.
Idealnya, pemerintah dan masyarakat menyiapkan masa pensiun sejak jauh hari. Bahkan sejak pertama memasuki dunia kerja, masyarakat menyisihkan sedikit dari penghasilannya untuk membayar iuran atau tabungan pensiun.
Baca Juga
Advertisement
Sayangnya, menyiapkan masa pensiun yang ideal sepertinya belum menjadi kebiasaan orang Indonesia. Tradisi kekeluargaan yang kental di tengah masyarakat Indonesia membuat kebanyakan orang tidak terlalu takut menghadapi masa pensiun.
Anak biasanya menjadi harapan agar saat usia pensiun, kehidupan pensiun tidak terlalu berat. Ini pula yang menyebabkan fenomena generasi sandwich di Indonesia masih cukup tinggi.
Generasi sandwich adalah generasi yang memiliki tanggungjawab keuangan untuk keluarganya dan kedua orang tua masing-masing, orang tua istri maupun suami.
Bagaimana mempersiapkan masa pensiun yang tenang dari awal? sekarang banyak sekali produk keuangan dari bank, pengelola investasi, hingga perusahaan asuransi yang menyediakan produk tabungan pensiun.
Semakin cepat Anda menyiapkan pensiun, semakin murah iuran pensiun yang kamu angsur setiap bulan. Mulai dari Rp 300 ribu per bulan hingga Rp 1 juta sebulan.
Tentu saja Anda perlu menyesuaikan iuran pensiun ini dengan kemampuan keuangan Anda agar iuran pensiun tersebut bisa berlangsung sesuai jangka waktu iuran hingga Anda memasuki masa pensiun 55 tahun.
Dikutip dari Halomoney.co.id, Minggu (17/12/2017), agar iuran pensiun Anda lancar, hindari empat hal berikut ini dari keseharian Anda:
Suka berutang
Utang sebenarnya adalah jalan terakhir menutup kebutuhan mendesak ketika kamu benar-benar tidak memiliki likuiditas atau uang tunai. Untuk beberapa kebutuhan yang membutuhkan biaya besar seperti pembelian rumah dengan utang bank atau utang yang sifatnya produktif, porsi cicilan bulanan tidak boleh melebihi 30 persen dari penghasilan rutin Anda.
Baca juga: Mengapa Orang Kaya RI Menyimpan Dana di Singapura
Pengeluaran tidak penting
Anda senang belanja hal-hal yang sebenarnya tidak penting dan sifatnya konsumtif. Misalnya, membeli tas berharga mahal berkali-kali sekadar menuruti gaya hidup.
Senang makan di restoran mahal walau sebenarnya tidak cukup punya dana untuk itu. Berganti-ganti gadget mahal sekadar agar terlihat trendy, dan lain-lain.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Malas Menabung
Menabung uang sekecil apapun masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Ketika masih berpenghasilan, kamu malah tidak pernah terlalu serius menabung sebagian uang. Pendapatan kebanyakan habis untuk hal-hal yang sifatnya sekarang dan konsumtif.
Menunda investasi
Setiap orang idealnya memiliki perencanaan pensiun yang tepat. Termasuk di sini adalah menyiapkan dana pensiun sedini mungkin dengan berinvestasi rutin di produk investasi.
Bila modal investasi kamu terbatas, kamu bisa memilih produk ritel seperti reksadana atau saham. Sedangkan bila modal lumayan, kamu bisa memikirkan memiliki properti.
Dana pensiun mengandalkan iuran BPJS Ketenagakerjaan saja atau produk dana pensiun di bank, acapkali tidak mencukupi.
Jadi, agar kamu bisa tetap sejahtera ketika usia pensiun tiba, mulailah membenahi diri sekarang.
Advertisement