Liputan6.com, Palembang Bentangan aliran Sungai Musi yang mengalir hingga ke Jalur 12, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan membawa kapal speedboat membelah Desa Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Salah satu pemandangan unik yang bisa dinikmati para penumpang kapal yaitu melihat gerombolan Gajah Sumatera yang beraktivitas di dataran pinggiran Jalur 12 Desa Air Sugihan, Kecamatan Muara Padang, Sumsel.
Ada puluhan Gajah Sumatera yang hidup berkelompok di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan di Kabupaten OKI, Sumsel.
Dalam kunjungan Bonn Challange 2017, rombongan jurnalis Sumsel berkesempatan mengunjungi SM Padang Sugihan yang berada di antara kawasan teritorial Kabupatens OKI dan Kabupaten Banyuasin.
Perjalanan dari Palembang menuju SM Padang Sugihan menggunakan kapal speedboat menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan.
Baca Juga
Advertisement
SM Padang Sugihan yang dibawahi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel ini memelihara sebanyak 30 ekor Gajah Sumatera yang terdiri dari 8 ekor gajah dan 16 ekor betina. Dari sejumlah itu, 4 ekor anakan jantan dan 2 ekor anakan betina.
Saat pertama kali sampai, para rombongan disambut dengan tingkah-tingkah lucu para Gajah Sumatera. Mereka terlihat sedang asyik berjemur di bawah teriknya sinar mentari.
Beberapa di antaranya ada memainkan potongan dedaunan dan mengibaskan ke tubuhnya. Terlihat juga anakan Gajah Sumatera yang terlihat berlari-lari diantara para gajah dewasa.
Kepala Sub Pusat Latihan Gajah (PLG) SM Padang Sugihan, Jumitan, mengatakan bahwa para gajah yang dipelihara ini sebelumnya adalah gajah liar yang sering mengganggu warga sekitar.
Sekitar 1989, penangkapan gajah-gajah liar dilakukan di Dusun Sebogor, Padang Sugihan, Kabupateb OKI. Gajah liar tersebut dikirim ke Desa Parange Kabupaten Lahat sebagai pusat pelatihannya. Sekitar 2000, PLG dipecah dua ke SM Padang Sugihan.
"Ada 40 orang pawang yang kerja di sini yang mengurus Gajah Sumatera. Satu orang mengurus satu gajah secara kontinu," katanya kepada Liputan6.com, Kamis (20/4/2017).
Sejak adanya SM Padang Sugihan, gajah liar yang menyerang warga sudah menurun. Bahkan, gajah-gajah yang dipelihara di SM Padang Sugihan bertugas sebagai gajah pemikat untuk memancing gajah liar keluar dari kawasan pemukiman warga. Penangkapan praktis berhenti sejak 2006.
Potensi Ekowisata Daerah
Tidak hanya sebagai kawasan pelatihan saja, SM Padang Sugihan ini juga berpotensi sebagai pusat ekowisata di Sumsel. Tak sedikit para pengunjung yang datang ke SM Padang Sugihan untuk melihat dan bermain bersama para gajah.
"Gajah di sini sudah jinak dan terlatih. Mereka bisa berjoget, mengalungkan bunga, ke pengunjung hingga bisa dinaiki," kata Jumitan.
Bahkan pada 2015 para gajah membantu personel Manggala Agni padamkan kebakaran ](2349110 "")di kawasan hutan di Kabupaten OKI Sumsel. Beberapa hektar kawasan SM Padang Sugihan juga turut terbakar.
Para gajah juga lebih peka dengan sumber api, sehingga memudahkan petugas pemadam kebakaran mendeteksi dimana pusat api.
Menurut Octaviani, Koordinator Konservasi Keragaman Hayati (KKH) Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Kerjasama Teknis BKSDA Sumsel, SM Padang Sugihan menjadi wadah pelestarian Gajah Sumatra yang termasuk satwa terancam punah. Terlebih Kabupaten OKI menjadi jalur jelajah Gajah Sumatera.
Dari laporan para warga, gangguan gajah liar tidak hanya dialami para warga trans di pemukimannya saja.
Hewan herbivora ini beberapa kalo melintas di areal lindung di Hutan Tanaman Industri (HTI). Untuk itu pihaknya berharap ada upaya kerjasama konservasi Gajah Sumatera dari perusahaan pengelola HTI.
"Saat ini PLG memang masih belum lengkap fasilitasnya, tapi kita masih berupaya meningkatkannya," ucapnya.
Lokasi ini juga nantinya menjadi salah satu lokasi kunjungan Bonn Challange Asia Pasific Regional Asia High Level Roundtable. Sebanyak 81 delegasi dari 30 negara akan bertandang ke Sumsel.
Camat Muara Padang, Desa Air Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Lakoni Syafran, mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung program ekowisata di SM Padang Sugihan.
"Perangkat desa akan mendukung kegiatan ini agar bisa meningkatkan pendapatan warga sekitar. Suaka Margasatwa ini juga bisa mengangkat ciri khas daerah kita," katanya.
Advertisement